Peter Petrus Dukung Ganjar, Tagih Janji Temukan Wiji dan Aktivis Lain

Ganjar-Mahfud. (Fakta.com/Dwi Arief Hidayat)

FAKTA.COM, Jakarta - Aktivis HAM yang juga mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Rakyat Demokratis (PRD) Peter Petrus Hariyanto hadir dalam agenda debat ketiga Pilpres di Istora, Senayan, Jakarta Pusat. Hal itu sebagai bentuk dukungannya untuk Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo.

Kehadiran Petrus juga dalam rangka memenuhi undangan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud. Diketahui apda debat Pilpres pertama beberapa waktu lalu, eks Gubernur Jawa Tengah itu bersedia mencarikan kuburan 13 aktivis yang menjadi korban penghilangan paksa dan pelanggaran HAM Berat.

"Saya datang di sini (Istora Senayan) diundang, mendukung Ganjar-Mahfud karena dalam debat kemarin sudah menyatakan akan bersedia mencari 13 teman saya yang hilang. Dan, akan menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, termasuk kasus penculikan secara yudisial," tutur Petrus, dikutip Senin (8/1/2024).

Menurut dia, pernyataan Ganjar tersebut menjadi titik perhatian baginya agar teman-temannya, seperti Wiji Thukul, Hermawan Hendrawan, dan 11 orang lainnya bisa ditemukan. Dia melihat pernyataan capres nomor urut 3 itu sangat konkret.

Soal HAM, Prabowo Coba Mengaburkan Isu Pertanyaan Ganjar

"Itu yang menjadi konsen saya sebagai temannya Wiji Thukul, temannya Hermawan Hendrawan teman-teman lain yang masih belum kembali. Bahwa persoalan ini secara tegas dan konkret, pak Ganjar akan melakukan penuntasan," katanya.

Dalam beberapa waktu terakhir, Petrus mengatakan bahwa Ganjar sempat hadir mengunggah momen kala hadir pementasan syair milik Wiji Thukul. Pada momen itu, Petrus membalas cuitannya dengan meminta tolong agar keberadaan temannya segera diketahui, baik dalam kondisi hidup atau meninggal.

"Tolong, saya temennya Wiji Tukul. Tolong Carikan, kalau bapak nanti berkuasa mohon dicarikan karena keluarganya menanti. Hidup atau mati. kalau meninggal, dimana kuburannya?

Kami teman-temannya, keluarga-keluarganya ingin berziarah, ingin memastikan keberadaan itu," jelasnya.

Setidaknya dua pertanyaan yang diajukan Ganjar saat debat perdana Pilpres 2024 di Kantor KPU, Selasa (12/12/2023) lalu.

Pertama, apakah Prabowo akan membentuk pengadilan ad hoc untuk mengadili pelaku penghilangan paksa aktivis, yang sudah diamanatkan DPR sejak 2009. Kedua, apakah Prabowo akan membantu keluarga menemukan makam 13 aktivis itu agar mereka bisa berziarah.

Sekadar informasi, selama periode 1997/1998, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat 23 orang telah dihilangkan oleh alat-alat negara.

Merujuik angka itu, satu orang ditemukan meninggal, yakni Leonardus Gilang, kemudian sembilan orang lainnya dilepaskan. Lantas tersisa 13 lainnya masih hilang hingga hari ini.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//