Banjir Nyinyir Netizen di Postingan 'Wangi' Polisi, Ada Apa?

Ilustrasi. Media sosial sedang diramaikan sentimen negatif terhadap Polri imbas serangkaian kasus oknum aparat.
FAKTA.com, Jakarta – Komentar negatif terhadap Polri atau anggotanya sedang ramai melanda berbagai unggahan yang diduga pencitraan Korps Bhayangkara di media sosial imbas serangkaian kasus oknum aparat, terutama kasus bos rental di Tangerang. Separah itukah kepercayaan publik pada polisi?
Berdasarkan penelusuran FAKTA, kesinisan warganet terhadap oknum berseragam coklat itu sedang rutin melanda berbagai postingan bernada positif soal polisi di akun Divisi Humas Polri.
Contohnya, unggahan itu terkait dengan kabar meninggalnya Aipda Anditia Munartomo saat menyelamatkan wisatawan yang tenggelam di Pantai Pangandaran, Jawa Barat.
“Turut berduka cita atas wafatnya Aipda (Anumerta) Anditia Munartomo Bhabinkamtibmas Polsek Pagerageung yang gugur saat menyelamatkan wisatawan yang tenggelam di Pantai Pangandaran. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT, diampuni segala dosa, diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” menurut akun X tersebut, Senin (6/1/2024).
Turut berduka cita atas wafatnya Aipda (Anumerta) Anditia Munartomo Bhabinkamtibmas Polsek Pagerageung yang gugur saat menyelamatkan wisatawan yang tenggelam di Pantai Pangandaran. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT, diampuni segala dosa, diberikan tempat terbaik di… pic.twitter.com/uUI3ugVcFE
— Divisi Humas Polri (@DivHumas_Polri) January 4, 2025
Menurut Divisi Humas Polri, Munartomo bersama angota polisi lain Bripka Wahyu saat itu melihat seorang remaja tenggelam akibat terseret arus kuat air laut. Keduanya segera terjun ke laut untuk menolongnya. Aksi ini menuai hasil. Namun, ombak besar menyeret Munartomo hingga 40 meter dari tepi pantai hingga tak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal.
Atas aksi Munartomo tersebut, Kapolri Listyo Sigit Prabowo menganugerahkan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Aipda Anumerta.
Selain itu, ada unggahan Divisi Humas Polri soal berita berjudul 'Kisah Aipda Julianto Pane: Awalnya Belajar Ngaji Berujung Bikin Pesantren'.
"Komitmen kami #BerbaktiPenuhDedikasi Mengabdi Peduli Kemanusiaan," kicau akun tersebut.
Alih-alih bersimpati, warganet memenuhi kolom komentar unggahan-unggahan tersebut sambil melontarkan tudingan soal dugaan pencitraan den.
"sorry bukanya ga ikut berduka tapi ini seolah2 kalian memanfaatkan almarhum buat cari simpati doang ditengah2 miliaran hujatan ke instansi sampah kaya kalian," kicau akun @Vacadayneeded.
"lu tau gk sih? saking bobrok nya kinerja institusi lu, orang2 bahkan komen negatif di berita duka," imbuh netizen @Uchihackim21.
"Pak, benerin citra itu dgn kinerja. Kinerja penegakan hukum yg tegas & berkeadilan. Bukan dengan quotes pejabat atau romantisasi kegiatan anggota yang mengerjakan tugas di luar bidang hukum. Apalagi sewa buzzer untuk penuhi kolom komentar di akun resmi," kicau akun @ssjazila.
"Kinerja kinerja tingkatin yg sesuai ma Tupoksinya .... Apa yg dibutuhkan Masyarakat soal pelayanan keamanan," imbuh netizen @adjiesurjadji.
Sementara, netizen lain menyoroti kinerja pelayanan seluruh anggota polisi yang mestinya seperti Munartomo.
"Aipda (anumerta) anditia polisi baik, polisi-polisi baik yg tak pernah terekspose krn tertutup keserakahan dan pengecutnya atasan-atasanya, tertutup polisi busuk!!!yang pada akhirnya polisi2 baik terekspose di akhir hayatnya dan masih dimanfaatkan atasan-atasannya sbg pencitraan," ungkap akun @waragashi_.
Kapolda Banten Irjen Suyudi Bicara Kasus Etik Anggota di Penembakan Bos Rental
Kapolda Banten Irjen Suyudi menjelaskan soal pengabaian laporan di kasus penembakan bos rental, di Jakarta, Senin (6/1/2024). (Fakta.com/Dewi Yugi Arti)
Panas saat ada kasus oknum
Beberapa warganet memberikan petunjuk soal alasan kenapa kesinisian netizen terhadap Korps Bhayangkara sedang kencang-kencangnya.
"Turut berduka cita atas meninggalnya
-Gamma (anak sma penembakan polisi) -bos rental mobil di tangerang -driver ekspedisi yg dibegal polisi di kalimantan
Dan seluruh korban atas ketidakbecusan instansi ini," kicau akun @marimo_op212.
Menurut pemberitaan, setidaknya dalam tiga bulan terakhir berbagai kasus oknum polisi mengemuka.
Di antaranya, pengabaian laporan warga yang berujung penembakan yang menewaskan bos rental mobil di Tangerang, pekan lalu; pemerasan terhadap warga Malaysia di ajang Djakarta Warehous Project (DWP) oleh polisi di Polda Metro Jaya dengan modus tes narkoba, akhir 2024.
Ada pula perampokan sopir ekspedisi oleh seorang anggota Polri di Katingan, Kalimantan Tengah, yang juga membuat saksi kunci malah jadi tersangka, Desember 2024; kasus penembakan yang menewaskan Gamma, siswa SMK di Semarang, oleh anggota polisi dengan dalih tawuran padahal diduga rekayasa kasus yang juga menyeret nama eks Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar, November 2024.
Belum lagi dilengkapi dengan viralnya sejumlah unggahan dari diduga anggota Polri aktif yang merespons berbagai keluhan soal kinerja secara tak simpatik.
Contohnya, tantangan tembak kaki dari belakang di Sulawesi, teguran ke pelaut muda yang menyindir soal masuk institusi jalur jual sawah dan tanah, hingga pernyataan enaknya masyarakat yang tinggal lapor polisi jika ada masalah sementara dia tak tahu lapor siapa jika ada masalah.
Rangkaian kasus oknum ini bak mengulang tren 'satu hari satu oknum' yang viral di media sosial beberapa tahun lalu.
Dalam Rilis Akhir Tahun 2024, di Jakarta, Kapolri Listyo Sigit mengakui sentimen negatif terhadap lembaganya mendominasi media sosial di 2024. Sentimen ini terlacak muncuk terutama jika ada kasus yang melibatkan oknum.
Hal itu berdasarkan analisis dan evaluasi terhadap 7.128.944 interaksi di media sosial terkait Polri pada 2024. Ini terdiri dari 4.864.511 unggahan di Twitter/ X, 1.118.709 unggahan di YouTube, 440.256 unggahan di Instagram, 378.833 postingan di TikTok, dan 326.635 unggahan di Facebook.

Kapolri Listyo Sigit, yang merupakan mantan ajudan Presiden ketujuh RI Jokowi, mengungkap dominasi sentimen negatif netizen terhadap lembaganya di 2024. (Antara)
Dari keseluruhan interaksi tersebut, Kapolri menyebut proporsi sentimen positif mencapai 2.569.975 interaksi (37 persen dari total interaksi medsos tentang Polri),sentimen netral mencapai 1.247.484 interaksi (18 persen), serta sentimen negatif 3.311.485 interaksi (46 persen).
Berdasarkan analisis internal, Listyo Sigit mengungkap interaksi positif mendominasi pada tiga bulan terpisah, yaitu Januari, Februari, Juli. Sentimen negatif mendominasi pada 9 bulan berbeda, yaitu Maret, April, Mei, Juni, Agustus, September, Oktober, November dan Desember.
"Hal tersebut disebabkan karena pada setiap bulan terdapat kejadian menonjol yang melibatkan oknum personel Polri sehingga menyebabkan angka sentimen negatif lebih tinggi dibandingkan sentimen positif," ungkap Kapolri di akhir 2024.
"Meskipun terdapat berbagai isu yang memperoleh respon positif pengguna medsos, namun tindakan kontraproduktif yang melibatkan oknum personel Polri seringkali membuat sentimen negatif menjadi lebih dominan," aku dia.
Tingkat kepercayaan sempat membaik
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia, pada Januari 2024, pernah mengungkap tingkat kepercayaan terhadap polisi sempat membaik setelah redanya kasus pembunuhan Brigadir Joshua dan rekayasa kasus yang dilakukan oleh Ferdy Sambo, eks Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri.
Dalam survei nasional ini, Polri ada di urutan keempat di bawah TNI, Presiden, dan Kejaksaan Agung.
"Polri menarik. Sempat hancur waktu Sambo, sekarang ada pemulihan kepercayaan publik terhadap Polri; meskipun secara absolut lebih rendah dari Kejaksaan Agung, tetapi dibanding masa-masa kelam Sambo, ini sudah lebih baik," kata Peneliti utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Selasa (23/1/2024).
Senada, Survei Litbang Kompas periode Juni 2024 menunjukkan peningkatan citra positif Polri sebesar 1,5 persen dibandingkan dengan survei perioder Desember 2023.
Survei secara telepon perioder 18-20 Juni 2024 mengungkapkan 73,1 persen responden memberi penilaian positif atas citra Polri. Pada Desember 2023, citra positif diberikan kepada Polri oleh sebesar 71,6 persen responden.
Kapolri akui jauh dari sempurna
Kapolri Listyo Sigit pun mengakui kinerja institusi yang dipimpinnya sepanjang 2024 masih jauh dari sempurna.
"Tentunya berbagai capaian kinerja Polri sepanjang tahun 2024 masih jauh dari kesempurnaan," tuturnya, Selasa (31/12/2024).
Serbuan sentimen negatif di media sosial itu, kata Listyo, akan menjadi bahan perbaikan bagi Korps Bhayangkara.
"Polri terus berkomitmen untuk melakukan perbaikan terhadap sentimen-sentimen negatif yang ada di media sosial dengan langkah-langkah nyata di lapangan," ucapnya.
"Atas nama Pimpinan Polri serta seluruh keluarga besar Polri, dari lubuk hati kami yang paling dalam, kami mengajukan permohonan maaf dan tentunya kami terus akan melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang masih dirasakan kurang oleh masyarakat dan mohon kami terus dikoreksi dan dievaluasi," ucap dia.