Keluarga Bos Rental Ungkap Alasan Polisi Tolak Dampingi Tak Masuk Akal

Keluarga bos rental mobil di Tangerang memberikan keterangan soal kronologi kasus penembakan, Jakarta, Senin (6/1/2025). (Fakta.com/Dewi Yugi Arti)
FAKTA.com, Jakarta - Rizky Agam Saputra (24), anak dari korban penembakan oknum TNI AL berinisial IAR, mengatakan alasan Polsek Cinangka, Banten, menolak mendampingi keluarganya mengambil mobil yang digelapkan tak masuk akal.
IAR merupakan pemilik mobil Honda Brio yang coba digelapkan sejumlah tersangka. Lantaran mendeteksi pencabutan alat pelacak lokasi (GPS), keluarga ini memburu penyewa hingga kemudian tewas ditembak oknum TNI AL yang diduga menjadi penadahnya.
Saat pengejaran terhadap mobil dilakukan, Rizky menuturkan pihaknya mendatangi dan meminta pendampingan Polsek Cinangka, Banten, untuk mengambil mobil yang digelapkan, Kamis (3/1/2025) dini hari. Pasalnya, ada ancaman dari oknum aparat yang menodongkan senjata api.
Namun, seperti dijelaskan Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto dalam konferensi pers sebelumnya, respons petugas di Polsek negatif dengan alasan pihak korban adalah leasing, tak melampirkan bukti-bukti dokumen kendaraan, serta belum membuat laporan resmi (LP).
Padahal, kata Rizky, pihaknya membawa dokumen kendaraan lengkap dan dalam situasi darurat, yakni ada pengancaman menggunakan senjata api, serta sudah mengungkapkan mereka bukan leasing tapi pemilik rental mobil.
"Tapi dari responsnya memang kita dari Polsek Cinangka tidak bisa memenuhi pendampingan kami,” urainya, kata Rizky, di Jakarta, Senin (6/1/2025).
Keluarga Pemilik Rental Mobil Tangerang Protes Klaim Pengeroyokan
Keluarga bos rental mobil Tangerang memprotes klaim pengeroyokan sebelum penembakan oleh oknum TNI AL, di Jakarta, Senin (6/1/2024). (Fakta.com/Dewi Yugi Arti)
“Padahal dari situ jelas sekali ya ketika orang sudah ditodongkan pistol, maka ini keadaan urgent, darurat. Ini sudah seseorang meminta pertolongan, tidak perlu memikirkan administrasi pembuatan laporan ini sudah jelas,” sambung dia.
Ia pun tak habis pikir dengan tindakan pihak Polsek yang menyuruh keluarganya untuk mengambil sendiri mobil yang dibawa kabur itu dan baru memprosesnya secara administratif kemudian.
“Jadi saran dari petugas piket pada saat kita sudah mendapatkan penolakan itu sangat tidak masuk akal ya," kata dia.
"Padahal kita sudah infokan bahwa mobil kita yang dibawa kabur itu memiliki senjata api, tapi kita sendirilah yang suruh mengambil mobil tersebut. Bahkan ketika sudah diambil, dari polsek Cinangka tersebut, lalu menyarankan untuk membawa lagi ke polsek Cinangka, baru diproses seperti itu,” ujar Rizky.
Kapolda Banten pun mengaku akan menjatuhkan sanksi kepada pihak Polsek CInangka yang menolak pendampingan itu. Pasalnya, pihak pengadu sudah memberikan indikasi jelas soal kebutuhan tersebut.
"Seharusnya memang anggota kita itu melakukan pendampingan, tapi tidak dilakukan pendampingan karena anggota merasa kekuatannya sedikit," ungkap Suyudi dalam konferensi pers di Markas Komando Koarmada RI, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2024) itu. (Dewi Yugi Arti)