Kronologi Penembakan Bos Rental Mobil Tewas di Hadapan Anak

Konferensi pers bersama TNI AL dan Polda Banten soal penembakan bos rental mobil, di Jakarta, Senin (6/1/2025). (Fakta.com/Dewi Yugi Arti)
FAKTA.COM, Jakarta - Anak bos rental mobil, Rizky Agam (24), menceritakan kronologi penembakan yang menewaskan ayahnya, Ilyas Abdul Rahman (48), di Rest Area Kilometer 45 Tol Tangerang-Merak, Banten. Upaya keluarga mengambil mobilnya sendiri berujung maut.
Kejadian itu bermula ketika pemilik mobil, Ilyas berupaya mengambil kembali mobilnya. Saat itu Ilyas curiga karena GPS atau sistem pemosisi global yang dipasang di mobil yang dia sewakan, hilang.
Mobil bermerek Honda Brio itu disewakan kepada Ajat Supriatna pada Selasa (31/12/2024) hingga Kamis (2/1/2025). Pada Rabu (1/1/2025), pelaku membuang dua GPS untuk menghilangkan jejak. Masih tersisa satu GPS di mobil tersebut.
Mendapati jejak mobil berada di Pandeglang, Banten, Rizky bersama ayah dan timnya pun segera mengejar. Mereka menemukan mobil berada di pertigaan Saketi, Kabupaten Pandeglang, lalu mengadangnya.
Namun orang di dalam mobil justru menodongkan senjata api dan mengancam akan menembak. Orang itu mengaku dari anggota TNI.
“‘Minggir kamu! Saya tembak kamu. Kalau enggak saya tabrak.’ Kayak gitu, kan. Langsung kami ditodongkan. Bapak saya tenang,” kata Rizky usai konferensi pers TNI AL bersama Polda Banten di Markas Komando Koarmada RI, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2024).
%2C-anak-korban-penembakan..jpg&w=1920&q=75)
Rizky Agam (24), anak bos rental korban penembakan di Kabupaten Tangerang, Banten. (ANTARA/Azmi Samsul Maarif)
Menurut Rizky, Ilyas sempat mengajak bicara baik-baik dengan pelaku yang membawa mobil Brio. Dia menjelaskan bahwa ini adalah mobil rental miliknya.
Tak lama kemudian, datang mobil Sigra hitam menabarak tim Rizky hingga jatuh. Setelah itu mobil Sigra dan Brio pun kabur.
Berpegang pada jejak GPS yang ada, Rizky dan timnya segera mengejar pelaku. Mobil dibawa ke arah Anyer, Banten.
Namun, Rizky dan timnya sempat melaporkan peristiwa penodongan tersebut ke Polsek Cinangka, Banten. Jarak kantor polisi itu sekitar tiga kilometer dari lokasi kejadian.
Mereka meminta perlindungan polisi untuk mengambil mobil karena pelaku membawa senjata api. Mereka juga sudah menunjukkan bukti-bukti kepemilikan mobil kepada polisi, di antaranya BPKB, STNK, dan kunci cadangan. Namun polisi menolak memberikan pendampingan dan justru menyarankan keluarga Rizky Agam mengejar sendiri mobilnya.
“Ketika orang sudah ditodongkan pistol, maka ini keadaan urgen, darurat. Ini seseorang meminta pertolongan,” kata Rizky menceritakan kejadian tersebut.
“Kami sudah infokan bahwa mobil kami yang dibawa kabur (pelaku) itu memiliki senjata api, tapi kami sendiri yang disuruh mengambil mobil tersebut,” tambahnya.
Rizky mengatakan polisi sempat bertanya pistol apa yang digunakan pelaku. Karena awam terkait senjata api, dia hanya menjawab berwarna hitam seperti airsoft gun. Polisi malah mengira itu pistol mainan.
“Ya sudah kamu susul saja ke sana,” kata Rizky menirukan pernyataan polisi.
“Terus gimana, Pak? Dia kan bawa pistol. ‘Ah, paling itu cuma pistol bohongan’, kata anggota piket saat itu,” sambung Rizky.
Setelah laporan tak dihiraukan polisi, Rizky dan timnya kembali mengecek GPS. Ternyata mobil telah meluncur dari Cilegon ke arah Tangerang. Mereka berhenti di Rest Area KM 45.

Minimarket lokasi penembakan Ilyas hingga tewas di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak.
Di sebuah minimarket, timnya mengadang mobil yang dibawa pelaku. Ilyas bersama tim menangkap orang yang ada di mobil Brio. Pelaku sempat dipegang agar tidak melontarkan tembakan. Ternyata rekan pelaku di mobil Sigra juga memegang senjata api.
Suara tembakan terdengar empat kali. Rizky pun berusaha mencari bantuan bersama beberapa anggota tim di rest area itu.
Pelaku kemudian kabur membawa mobil Brio. Rizky kembali ke tempat awal dan melihat saudaranya, Ramly (59) tertembak di bagian perut. Satu orang lainnya juga ditembak di minimarket, yaitu Ilyas, ayah Rizky sendiri.

Peta Rest Area KM 45 Tol Jakarta-Merak yang menjadi lokasi penembakan bos rental mobil hingga tewas pada Kamis (2/1/2025).
Ilyas dibawa ke RSUD Balaraja namun nyawanya tidak tertolong, sementara Ramly dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dalam kondisi kritis.
Video kejadian di depan minimarket Rest Area KM 45 itu pun viral. Dalam video tersebut terdengar beberapa kali tembakan.
⚠️ Penembakan Bos Rental ⚠️,
— Kucyber69 (@Kucyber69) January 2, 2025
Kembali terjadi penembakan bos Rental Mobil... pic.twitter.com/3I0jLsZFiS
TNI Terima Laporan Pengeroyokan
Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal), Laksamana Muda TNI Sasmita, menyampaikan penembakan oleh anggota TNI AL di Rest Area KM 45 terjadi karena dikeroyok warga sipil. Menurutnya, rekaman CCTV menunjukkan terdapat pengeroyokan terhadap tiga anggota TNI AL, sehingga salah satu dari mereka melepaskan tembakan.
"Jadi yang melakukan penembakan itu adalah 1 orang. Karena yang satunya itu kan dari hasil CCTV juga yang dikeroyok itu tadi yang baru keluar dari toilet. Nah, dikeroyok sehingga ada satu keributan, di situlah anggota yang menembak itu. Jadi bukan 2 anggota yang menembak, tapi 1 anggota yang menembak. Dan semua anggota sudah kita amankan," ungkap Sasmita dalam konferensi pers TNI AL dan Polda Banten di Markas Komando Koarmada RI, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2024).

Danpuspomal Laksamana Muda TNI Sasmita menjelaskan kasus penembakan bos rental mobil, di Jakarta, Senin (6/1/2024).
Sasmita menambahkan, berdasarkan hasil penyidikan, ketiga anggota TNI AL tersebut merupakan rekan. Bahkan, pelaku penembakan merupakan paman dari salah seorang anggota TNI AL tersebut, yakni paman dari Sertu AA.
"Jadi peran dalam tindak kejahatan, apakah ini sebagai penadah, apakah ini sebagai backing, dari hasil lidik sementara, itu masih belum ditemukan. Tetapi bila nanti dalam perkembangannya ada unsur-unsur yang bisa membuktikan itu, nanti dalam proses penyidikan. Nanti berikan waktu pada kamilah untuk itu," kata Sasmita.
Lebih lanjut, Panglima Komando Armada RI (Pangkoarmada RI), Laksamana Madya TNI Denih Hendrata mengatakan ketiga anggota TNI AL itu berasal dari Kopaska Armada I dan KRI Bontan.
Ketiga anggota TNI AL itu yakni Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA. Saat itu mereka berada di Pangkalan TNI AL Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Denih berujar ketiganya mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang tak dikenal di rest area kilometer 45 Tol Merak-Tangerang.
“Saya pertama kali menerima laporan terkait insiden ini pada tanggal 2 Januari 2025, malam sekitar pukul 20.00 dari Asintel, Pangkoarmada RI. Bahwa tiga anggota yang pada saat itu berada di Pangkalan Pondok Dayung, yaitu Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA, mereka mengalami pengeroyokan,” kata Denih pada kesempatan yang sama.

Pangkoarmada Laksamana Madya TNI Denih Hendrata menjelaskan soal kasus penembakan bos rental mobil, di Jakarta, Senin (6/1/2024).
Agam Muhammad Nasrudin (26), salah satu anak korban, membantah terkait pengeroyokan terhadap tiga anggota TNI AL.
“Kami tidak mengeroyok. Dari awal menyarankan persuasi waktu di Saketi. Tapi tiba-tiba ini kami mendengar ada statement pengeroyokan. Aduh, susah banget mencari keadilan di negara ini menurut saya. Karena tidak sesuai fakta yang sebenarnya terjadi. Kami tidak mengeroyok,” ujarnya.
Polisi Akui Tidak Profesional
Kapolsek dan tiga petugas Polsek Cinangka kini diperiksa bagian Profesi dan Pengamanan Kepolisian Resor Cilegon di wilayah Kepolisian Daerah Banten.
Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto mengakui anggotanya tidak profesional dalam menerima laporan pemilik rental mobil berujung penembakan hingga tewas di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak.
Suyudi mengatakan Rizky Agam bersama timnya sempat datang ke Polsek Cinangka sekitar pukul 02.30 WIB. Anggota piket saat itu Brigadir Dery Andriani dan Bripka Dedy Irwanto.
“Saudara Agam menyampaikan bahwa mobil rentalnya itu dibawa oleh penyewa, dibawa ke arah Saketi, Pandeglang. Nah, kemudian disampaikan juga bahwa GPS-nya tinggal satu yang aktif, yang dua sudah tidak aktif. Jadi diduga sudah ada upaya untuk melakukan penggelapan,” kata Suyudi.

Kapolda Banten Irjen Suyudi menjelaskan soal kasus penembakan bos rental mobil, di Jakarta, Senin (6/1/2024).
Dia mengatakan Dery melaporkan kasus tersebut ke Kapolsek untuk meminta petunjuk. Namun laporan tidak utuh. Seharusnya dia melaporkan mobil rental yang diduga akan digelapkan, tapi laporannya justru terkait leasing. Kapolsek pun meminta surat leasing dan dokumen terkait.
Suyudi mengatakan polisi seharusnya melakukan pendampingan terhadap pelapor. Jika kekuatan tidak berimbang, kata Suyudi, petugas bisa meminta tambahan dukungan dari Polres atau anggota reserse di Polsek itu sendiri. Tapi hal itu tidak dilakukan.
“Dari hasil penyedikan Propam Polda Banten, telah ditemukan adanya pelanggaran terhadap ketidakprofesionalan terhadap anggota saudara Dery Andriani, karena tidak respons terhadap laporan masyarakat yang seharusnya melakukan pendampingan untuk mengamankan kendaraan Honda Brio yang diduga akan digelapkan,” kata Suyudi.
Dia menyatakan akan menindak tegas anggotanya yang diduga melakukan pelanggaran. Sanksinya, kata Suyudi, bisa berupa demosi jika terkait etika, dan yang terberat adalah pemberhentian tidak dengan hormat atau PTDH.
“Begitu juga Kaposek, sebagai pimpinan di Polsek tersebut, dia tidak melakukan pengawasan dan pengandalian dengan baik, tentunya ini juga akan kita kenakan sanksi, baik demosi maupun juga yang terberat adalah PTDH. Dan juga anggota lain yang ada di situ, yaitu Bripka Dedy Irwanto yang juga mendampingi saudara Dery Andriani, ini juga akan kita kenakan sanksi kode etik,” kata Suyudi.
Pihak keluarga korban berharap aparat mengusut tuntas kasus yang menewaskan Ilyas dan melukai Ramly. Bahkan mereka berharap Presiden Prabowo Subianto ikut memberikan perhatian agar perkara ini selesai hingga pelaku dihukum seberat-beratnya.
“Saya mohon kepada Bapak Presiden Prabowo untuk menangani kasus saya. Ayah saya telah menjadi korban penembakan yang sangat sadis dan sangat keji yang dilakukan oleh oknum anggota TNI AL di depan mata anak-anaknya sendiri,” kata Agam.
“Saya yang memvideokan, saya yang melihat ayah saya tersungkur, keluar darah. Sampai adik saya buka baju untuk menutup darah ayah saya. Saya buka baju untuk menutup darah ayah saya. Sangat keji kejadian seperti itu. Bayangkan, anak melihat kematian orangtua pada saat sakaratul maut,” ujarnya.