Arie Kriting Angkat Sisi Lain Masyarakat Indonesia Timur di Film Kaka Boss, Apa Alasannya?
Penulis sekaligus sutradara film Kaka Boss, Arie Kriting, mengangkat sisi lain masyarakat Indonesia Timur dalam karyanya. (Foto: Fakta.com/Reza Pratiwi)
FAKTA.COM, Jakarta – Penulis sekaligus sutradara film Kaka Boss, Arie Kriting, menilai film-film yang bertema Indonesia Timur kerap memotret kehidupan yang menyedihkan. Dia merasa sudah saatnya sudut pandang lain juga diangkat ke permukaan.
“Susah air, sekolah jauh, tidak ada fasilitas sarana-sarana, gitu, kan? Film-film Indonesia itu suka sekali memotret konflik-konflik di Indonesia Timur. Itu memang kenyataannya,” kata Arie di Jakarta dalam konferensi pers film “Kaka Boss” di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Kamis (22/8/2024).
“Tetapi, bagi saya yang orang Timur, ketika setiap kali selesai nonton film Timur, selalu kita keluar dari bioskop itu dengan perasaan bersyukur, gitu, kan?” ujar dia.
“Saya sebagai orang Timur capek dijadikan bahan bersyukurnya orang-orang. Serius, ya,” tambah Arie.
Dia berkata film-film yang menggambarkan realita kesulitan masyarakat di Indonesia Timur memang penting untuk menyadarkan bahwa ada yang belum terealisasi di sana.
“Tetapi, kayaknya jangan itu melulu gitu. Jadi, kita butuh opsi untuk menunjukkan bahwa orang Timur itu tidak bermuram durja, selalu gitu. Ada juga have fun-nya gitu,” kata Arie.
Inilah alasan film Kaka Boss mengangkat sudut pandang lain tentang kehidupan masyarakat Indonesia Timur.
Dia juga berkata ada sejumlah bakat dari Indonesia Timur yang bermain di film ini. Sebagai contoh, Godfred Orindeod, Glory Hillary, dan Putri Nere. Ada juga Mamat Alkatiri dan Abdur Arsyad.
“Jadi di film ini saya berusaha membawakan kalian teman-teman kalau Indonesia Timur itu bukan hanya SDA-nya saja, tapi SDM-nya juga mampu,” kata Arie.
Sekadar informasi, film Kaka Boss akan tayang serentak di seluruh bioskop di Indonesia mulai 29 Agustus 2024. Film ini dibintangi oleh sejumlah pemain, seperti Godfred Orindeod, Mamat Alkatiri, Abdur Arsyad, Chun `Funky Papua`, dan Glory Hillary.