FAKTA.COM, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mempertanyakan rumor yang menyebut jika sumber daya nikel yang dimiliki Indonesia akan segera habis. Menurut dia, informasi tersebut salah kaprah dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Yang bilang nikel sudah mau habis itu siapa? Karena nikel itu kita tidak bisa mengatakan cadangan ini mau habis sementara belum eksplorasi semua (area),” ujar dia menjawab pertanyaan wartawan, Rabu (24/1/2024).
Bahlil menjelaskan, area eksplorasi nikel saat ini terbilang masih sedikit dibandingkan dengan keseluruhan kawasan utama di Indonesia Timur. Dia pun berkeyakinan di masa depan akan ada titik tambang baru yang dapat ditemukan.
“Yang sudah tereksplorasi mungkin tinggal 10-15 tahun lagi, tapi kan masih ada area lain yang belum dieksplorasi. Masih banyak itu di Papua, Maluku Utara, di Sulawesi,” tutur dia.
Bahlil menambahkan, bahkan jika Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dimiliki pengusaha banyak dicabut, tetap tidak bakal mengganggu aktivitas produktif di sektor ini.
“Ini kalau kita terus eksplorasi, mungkin cadangan nikel bisa miliaran ton. Jadi informasi yang bilang kalau nikel habis itu menyesatkan. Kami di Kementerian Investasi, kalau Tuhan yang bilang kami percaya. Tapi kalau manusia yang bilang kami butuh data,” katanya.
Anak buah Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menyampaikan pula jika optimalisasi nikel sudah memiliki alur pemanfaatan yang cukup panjang. Tidak hanya sampai produk siap pakai, komoditas tambang ini malahan sudah punya skema berkelanjutan agar bisa mengurangi dampak lingkungan.
“Lalu yang kedua kita bangun ekosistem mobil listrik, yaitu baterai yang sudah selesai masa pakainya akan didaur ulang menjadi bahan baku lagi. Ini merupakan upaya dari penataan lingkungan,” ucap dia.