FAKTA.COM, Jakarta - Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan bahwa pertemuan IMF pada 1973 mencuatkan ide tentang "penyakit inflasi dan ketidakstabilan yang melanda dunia”.
Menurut dia, kondisi tersebut hampir relevan dengan apa yang terjadi 50 tahun atau tepatnya pada saat ini. Kristalina menyebut kehidupan modern sekarang cenderung memiliki dinamika yang lebih kompleks.
“Ini adalah dunia yang lebih besar. Ada lebih banyak orang: populasinya meningkat dua kali lipat dari 4 menjadi 8 miliar manusia. Ini adalah dunia yang lebih kaya," ujarnya dalam keterangan tertulis saat menghadiri pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Maroko.
Dia juga menyebut, sejak tahun 1973, produk domestik bruto (PDB) per kapita global meningkat lebih dari dua kali lipat. Sekarang juga terdapat lebih banyak negara dan keanggotaan IMF telah berkembang dari 125 pada tahun 1973 menjadi 190 negara.
Kristalina menjelaskan, ada banyak kemajuan yang telah dicapai pada sektor kesehatan, pendidikan, dan teknologi. Meski demikian, tidak semua orang mendapat manfaat dari kemajuan zaman.
“Integrasi ekonomi global telah membantu miliaran orang menjadi lebih sejahtera, sehat, dan produktif. Bagi sebagian besar orang, integrasi ini terjadi bersamaan dengan dislokasi, kemiskinan, dan kesenjangan,” tuturnya.
Bos IMF itu mengungkapkan jika sekarang perubahan besar-besaran dalam ekonomi dunia sudah dimulai. Lantas bagaimana kisahnya 50 tahun ke depan?
“Saya tidak punya bola kristal. Jadi sebagai percobaan, saya bertanya melalui kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI): seperti apa dunia pada tahun 2073?” imbuhnya.
Kristalina menyampaikan, masa depan perekonomian global yang berkelanjutan mungkin akan berkembang didorong oleh energi terbarukan dan industri yang digerakkan oleh AI.
“Eksplorasi ruang angkasa dapat membuka batas-batas perekonomian, sementara peningkatan konektivitas global membentuk kembali dinamika kerja. Mata uang digital mungkin menjadi arus utama, menggantikan sistem keuangan tradisional,” tegas dia.
Kristalina menambahkan, layanan kesehatan yang revolusioner dan perpaduan budaya mungkin menentukan era ini, dengan upaya menuju inklusivitas ekonomi.
“Visi tersebut mencakup kemajuan teknologi, kesadaran lingkungan, dan dunia yang terhubung dan adil. Ingat, ini semua spekulatif. Realitas punya cara untuk mengejutkan kita. Saya pikir aman untuk mengatakan akan ada kejutan," kata dia.