Meski Laju Pertumbuhan Laba Melambat, Struktur Biaya BCA Semakin Efisien

Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Tbk., Jahja Setiaatmadja usai paparan kinerja 2024 di Jakarta, Kamis (23/1/2025). (Dok. BCA)
FAKTA.COM, Jakarta – Bank Central Asia (BCA) catatkan laba sebesar Rp14,1 triliun per kuartal I 2025. Atas catatan itu, BCA torehkan pertumbuhan laba sebesar 9,8 persen secara tahunan (yoy).
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers “Laporan Kinerja Keuangan Kuartal I 2025 BCA”, Rabu (23/4/2025), di Menara BCA, Jakarta.
Kendati pertumbuhan laba BCA masih positif, data menunjukkan bahwa lajunya cenderung melambat. Pada periode yang sama tahun lalu, laba BCA tumbuh lebih besar, yakni 11,7 persen (yoy). Bahkan, ini kali pertama pertumbuhan laba BCA gagal menembus dua digit dalam beberapa tahun terakhir.
Meski begitu, struktur biaya perusahaan justru menunjukkan tren baik. Hal tersebut terlihat dari peningkatan efisiensi biaya yang tercermin dari nilai cost income ratio (CIR).
Jahja menyebutkan bahwa pihaknya tidak hanya berhasil menekan biaya dana saja, tetapi juga operasional. Adapun per kuartal I 2025, CIR BCA dicatatkan sebesar 28,5 persen. Bahkan, menurut penuturannya angka itu merupakan capaian terendah sepanjang sejarah BCA.
“Seingat saya, the lowest in the history. Kita rasanya dulu belum pernah di bawah 30 persen,” jelas Jahja
Tak hanya itu, Jahja bilang bahwa standar CIR di industri perbankan dunia angkanya sekitar 45-50 persen.
“Jadi kita far greater daripada cost income ratio standar dunia. itu adalah efisiensi yang dapat kita lakukan,” imbuh Jahja.