Catat Lonjakan 6% Penumpang, KCI akan Stop Beli Kereta Bekas

Direktur Utama KCI, Asdo Artriviyanto (ujung kiri) menaiki kereta Commuter pertama di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Selasa (22/4/2025). (Fakta.com/Trian Wibowo)
FAKTA.COM, Jakarta – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat tren peningkatan jumlah penumpang dari tahun ke tahun. Direktur Utama KCI, Asdo Artriviyanto menyampaikan bahwa rata-rata kenaikan volume penumpang mencapai sekitar enam persen setiap tahunnya.
“Volume penumpang terus meningkat. Rata-rata peningkatan per tahun kurang lebih 6% sampai dengan saat ini,” ujar Asdo dalam peringatan “100 tahun beroperasinya KAI Commuter” di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Selasa (22/4/2025).
Merespons pertumbuhan ini, KCI mulai melakukan penyesuaian dalam strategi pengadaan armada.
Salah satu langkah penting adalah berhenti membeli kereta bekas dan beralih pada investasi kereta baru dengan kapasitas lebih besar.
“Jadi kita sudah tidak membeli kereta yang bukan baru lagi, tapi kita sudah investasi yang baru, dengan rangkaian yang lebih panjang—satu rangkaian 12 kereta,” imbuh Asdo.
Langkah ini juga sejalan dengan dorongan dari pemerintah untuk mempercepat modernisasi moda transportasi publik, termasuk layanan KRL di wilayah perkotaan.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko, menyebut transformasi ini bagian dari perjalanan panjang perkeretaapian komuter di Jabodetabek.
“Karena kita melihat sejarah daripada perkeretaan yang melayani masyarakat Jabodetabek dari masa ke masa. Tetapi di masa mendatang tentunya kita juga ingin ada progress,” ujar Tiko.
Ia menjelaskan bahwa penggunaan armada bekas, yang selama ini banyak berasal dari Jepang, akan mulai digantikan oleh kereta-kereta baru dari berbagai produsen. Salah satunya adalah CRRC Sifang dari Tiongkok.
“Kalau biasanya menggunakan kereta X dari Jepang, sekarang kita menggunakan kereta baru. Nanti akan ada kereta dari CRRC Sifang, jadi kereta baru dari China. Yang paling kita banggakan adalah kereta-kereta baru bikinan PT INKA,” lanjutnya.
Layanan kereta komuter Jabodetabek pada awalnya dikelola oleh Divisi Jabodetabek sejak tahun 2000. Kemudian, pada (15/9/2008), pengelolaannya dialihkan ke anak perusahaan PT KAI dengan nama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ).
Seiring peningkatan aset, sarana, dan cakupan pelayanan, KCJ kemudian berganti nama menjadi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) pada (15/9/2017). Pergantian nama ini sekaligus menandai perluasan peran KCI sebagai operator layanan komuter, tidak hanya di Jabodetabek, tetapi mencakup enam wilayah operasional.