Tarif AS ke China 245 Persen, IHSG Dibuka Menguat 6,96 poin

Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz/aa)
FAKTA.COM, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (17/4/2025) pagi, dibuka menguat 6,96 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.407,02.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,97 poin atau 0,14 persen ke posisi 718,22.
Senior Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan memproyeksikan IHSG akan mengalami koreksi mengikuti bursa saham global, pada perdagangan hari ini.
Proyeksi koreksi itu imbas adanya aksi lanjutan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang kembali menaikkan tarif impor AS terhadap China menjadi 245 persen dari sebelumnya 145 persen.
"AS berencana kembali menaikkan tarif impor menjadi 245 persen untuk produk asal China (16/4). Meski demikian, China masih belum membuka peluang negosiasi dengan AS," ujar Valdy di Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Selain itu, pelaku pasar juga khawatir adanya perubahan kebijakan atau kebijakan tarif baru pada akhir pekan. Pasalnya, China masih belum membuka peluang negosiasi dengan AS, meski berbagai upaya untuk menekan China telah dilakukan oleh AS.
Lanjutnya, pelaku pasar juga masih meragukan konsistensi keputusan pemerintah AS untuk menunda implementasi reciprocal tariffs selama 90 hari dan pengecualian produk-produk elektronik dari kebijakan tarif tersebut.
“Pasar juga masih dipengaruhi faktor psikologis jelang libur panjang akhir pekan ini,” ujar Valdy.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan koreksi bursa saham AS Wall Street juga disebabkan pasar yang tertekan oleh pandangan Kepala The Fed, Jerome Powell terkait outlook inflasi, yang mana kebijakan tarif pemerintah AS telah meningkatkan risiko kenaikan inflasi.
“Kondisi ini mempersempit ruang pemangkasan suku bunga acuan The Fed,” ujar Valdy.
Gedung Putih pada Selasa (15/4) malam, mengumumkan akan menerapkan tarif impor ke China yang mencapai 245 persen, akibat tindakan pembalasan China terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump.
Dalam pernyataan itu dijelaskan bahwa tarif 245 persen terdiri dari beberapa lapis beban: tarif resiprokal sebesar 125 persen, tarif tambahan 20 persen untuk menanggapi krisis fentanyl, dan tarif Section 301 antara 7,5 persen hingga 100 persen yang dikenakan atas barang-barang tertentu.
Pada perdagangan Rabu (16/4), bursa AS Wall Street terpantau kompak terkoreksi, di antaranya indeks Dow Jones melemah 1,73 persen, indeks S&P 500 melemah 2,24 persen, serta indeks Nasdaq terkoreksi 3,07 persen.
Bursa saham Eropa ditutup beragam pada Rabu (16/4), indeks Euro Stoxx 50 melemah 0,19 persen, indeks FTSE Inggris naik 0,32 persen, indeks DAX Jerman naik 0,27 persen, dan indeks CAC 40 Prancis terkoreksi 0,07 persen.
Sementara, imbal hasil obligasi U.S. Treasury 10-year melanjutkan normalisasi dengan penurunan ke kisaran 4.28 persen pada Rabu (16/4). Sedangkan, harga emas masih melanjutkan rally dan menembus level 3.300/troy ounce pada Rabu (16/4). (ANT)