Perang Dagang 2.0, Langkah Menteri UMKM Antisipasi Banjir Produk China

Pengunjung melihat produk UMKM pada Festival Ramadhan di Alun-alun Indramayu, Jawa Barat, Minggu (16/3/2025). (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/YU)
FAKTA.COM, Jakarta – Di tengah gejolak perang dagang, Menteri UMKM Maman Abdurrahman tegaskan pihaknya sudah menyiapkan strategi untuk melindungi produk dalam negeri. Hal tersebut disampaikannya dalam konferensi pers di Gedung Smesco, Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat mengumumkan kenaikan tarif resiprokal kepada sejumlah negara, termasuk China pada Rabu (2/4/2025). Saat pertama kali diumumkan, produk China dikenakan bea masuk impor sebesar 34 persen.
Namun, China meresponnya dengan memberikan tarif balasan. Sampai saat ini, keduanya masih saling beradu taring dan belum menemukan titik tengah.
Perkembangan terakhir, AS mengenakan tarif pada produk China sebesar 145 persen. Sementara itu, China juga meningkatkan tarif bea masuk impor produk AS sebesar 125 persen.
Dampak yang dikhawatirkan adalah China akan mencari pasar baru untuk produk industrinya jika restriksi dagang dengan AS sangat ketat. Dalam hal ini, publik mengkhawatirkan adanya pergeseran pangsa ekspor China ke Indonesia yang berimplikasi pada membanjirnya produk China di Tanah Air. Walhasil, produk dalam negeri bisa kehilangan daya saing, termasuk UMKM.
Indonesia Masih Jadi Pangsa Pasar Utama China
Kekhawatiran soal melonjaknya produk China ke Tanah Air sangat bisa dipahami. Sebab, data menunjukkan bahwa China merupakan salah satu negara asal produk impor Indonesia yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam periode 2020–2024 saja, total impor Indonesia asal China tumbuh 14,18 persen. Bahkan, sepanjang tahun lalu, total impor asal China dicatatkan sebesar US$61,32 miliar. Dengan angka tersebut, persentase impor asal China terhadap total impor di tahun itu mencapai 26,24 persen.
Artinya, lebih dari seperempat produk impor Indonesia berasal dari China. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi pangsa ekspor utama produk China.
Begitu juga dengan neraca dagang Indonesia-China. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia cenderung tekor rugi dagang dengan China. Sebab, neracanya hampir selalu dicatatkan defisit. Dengan kata lain, Indonesia lebih banyak membeli barang dari China, alih-alih menjual ke sana.
Langkah Antisipatif Pemerintah
Meski begitu, Menteri UMKM, Maman Abdurrahman mengaku telah menyiapkan antisipasi dari ancaman tersebut.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman dorong e-commerce prioritaskan produk lokal dalam konpers di Gedung Smesco, Jakarta, Selasa (15/4/2025). (Fakta.com/Muhammad Azka Syafrizal)
Di samping itu, Maman juga bilang bahwa pihaknya akan membangun ekosistem usaha yang lebih baik. Dengan ekosistem yang baik itu, diharapkan ongkos produksi UMKM menjadi lebih murah.
“Agar harga dan barang yang dijual pun bisa bisa bersaing dengan produk-produk dari luar,” tutur Maman.