IPO Fore Coffee, Oversubscribe 200 Kali dan ARA di Hari Pertama

IPO PT Fore Kopi Indonesia Tbk. (FORE) selaku pemilik Fore Coffee di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (14/4/2025). (Fakta.com/Kania Hani Musyaroh)
FAKTA.COM, Jakarta – Fore Coffee secara resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui pencatatan perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Emiten berkode saham FORE ini resmi melantai di BEI pada Senin (14/4/2025) menjadi perusahaan ke-12 yang tercatat di tahun ini.
Fore Coffee yang bernaung di bawah PT Fore Kopi Indonesia Tbk. merupakan perusahaan kopi rintisan yang berdiri sejak 2018 dengan model bisnis online-to-offline.
CEO Fore Coffee, Vico Lomar, mengungkapkan bahwa pencatatan saham ini menandai tonggak penting dalam perjalanan transformasi Fore Coffee menjadi perusahaan publik yang mengedepankan transparansi dan tata kelola perusahaan yang baik.
“Kami sangat antusias menyambut babak baru ini bersama para investor. Strategi yang kami implementasikan adalah investasi jangka panjang untuk memperkokoh fondasi bisnis, memperluas jangkauan pasar, serta bagian dari komitmen Fore Coffee untuk terus berinovasi memberikan kualitas kopi premium yang terjangkau,” ucap Vico.
IPO Fore Coffee.
IPO PT Fore Kopi Indonesia Tbk. (FORE) selaku pemilik Fore Coffee di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (14/4/2025). (Fakta.com/Kania Hani Musyaroh)
Melalui IPO ini, Fore Coffee berhasil menghimpun dana sebesar Rp353,44 miliar. Perusahaan menawarkan sebanyak 1,88 miliar saham baru atau setara dengan 21,08 persen dari total modal disetor dan ditempatkan penuh, dengan harga penawaran awal sebesar Rp188 per saham.
Pada awal pembukaan perdagangan pukul 09.00, saham FORE melesat ke zona hijau dan menyentuh Auto Rejection Atas (ARA). FORE tercatat naik sebesar 34,04 persen ke level Rp252 per saham.
Tingginya minat investor tercermin dari terjadinya kelebihan permintaan (oversubscription) mencapai lebih dari 200,63 kali dari 114.873 ribu investor yang tercatat.
Perusahaan menggandeng Mandiri Sekuritas dan Henan Putihrai Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek yang akan berperan sebagai perantara antara investor dan pasar modal.

IPO PT Fore Kopi Indonesia Tbk. (FORE) selaku pemilik Fore Coffee di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (14/4/2025). (Fakta.com/Kania Hani Musyaroh)
Sebagaimana disampaikan dalam prospektus, dana yang dikumpulkan perusahaan dari IPO sekitar Rp275 miliar digunakan untuk memperluas jaringan outlet kopi dengan target pembangunan 140 outlet baru dalam dua tahun ke depan.
Lalu, sebesar Rp60 miliar untuk ekspansi vertikal melalui pembukaan outlet donat oleh anak perusahaan, serta Rp18,44 miliar untuk mendukung kebutuhan modal kerja operasional.
Komisaris Utama Fore Coffee sekaligus Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Wilson Cuaca mengatakan meskipun pasar saham sedang mengalami dinamika tetapi FORE tetap optimis bahwa langkah ini membuktikan perusahaan memiliki fundamental yang baik dan tidak terpengaruh oleh perang dagang karena FORE merupakan produk lokal.
“Keputusan untuk terus melakukan proses IPO di tengah gejolak pasar global adalah keputusan yang terbaik. Keputusan ini tampak berlawanan dengan intuisi, tetapi diambil berdasarkan keyakinan yang teguh," sebut Wilson.
"IPO Fore Coffee ini akan menjadi contoh bahwa ada start-up di Indonesia yang dikelola dengan baik, profitable, serta dijalankan dengan tata kelola yang baik. Investornya tidak selalu memikirkan valuasi dan exit, serta mengutamakan pertumbuhan yang berkelanjutan,” tambahnya.

Komisaris Utama Fore Coffee serta Co-Founder East Ventures, Wilson Cuaca dalam IPO Fore Coffee di BEI, Jakarta, Senin (14/4/2025). (Fakta.com/Kania Hani Musyaroh)
Hingga September 2024, Fore Coffee mencatat penjualan bersih sebesar Rp727 miliar atau tumbuh 135 persen secara tahunan atau Year-on-Year (YoY), dengan CAGR sebesar 112 persen. Kemudian, laba kotor sebesar Rp447 miliar atau naik 128 persen (YoY) dengan CAGR 122 persen pada tahun 2021–2023, serta EBITDA melonjak 187 persen (YoY) atau sebesar Rp135 miliar.
Berdasarkan laporan Redseer Analysis per Desember 2024, pasar kopi Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan CAGR sebesar 11 persen hingga 2030, dengan potensi nilai pasar mencapai US$12,6 miliar atau sekitar Rp214 triliun.
“Pertumbuhan ini mencerminkan efektivitas strategi ekspansi dan memperkuat posisi Fore Coffee di industri kopi nasional. Perubahan preferensi konsumen dan tren gaya hidup semakin membuka peluang besar bagi pemain dengan pondasi kuat dan proposisi nilai yang relevan seperti Fore Coffee,” pungkasnya.