Perang Dagang Trump, ASEAN Siap Bentuk Satgas Geoekonomi

Presiden AS, Donald Trump, memperlihatkan papan informasi berbagai negara yang dikenakan tarif bea masuk ke AS saat mengumumkannya di Washington, Rabu (2/4/2025). (Dok. White House)
FAKTA.COM, Jakarta – Sejumlah Menteri Perdagangan di ASEAN rembuk untuk menanggapi kebijakan tarif dagang Amerika Serikat. Dalam ASEAN Economic Ministers (AEM) Special Meeting secara daring, Kamis (10/4/2025), delegasi Indonesia dipimpin oleh Mendag, Budi Santoso.
Dalam pertemuan itu, forum menyepakati akan melakukan dialog dengan Amerika Serikat. Walhasil, tidak ada retaliasi yang dikenakan kepada AS.
“ASEAN akan tetap teguh dalam memperdalam integrasi ekonomi regional, menangkap peluang di tengah tantangan global, dan menjaga lingkungan ekonomi regional yang dapat diprediksi, transparan, non-diskriminatif, adil, inklusif, dan terbuka yang telah menopang pertumbuhan perdagangan dan pembangunan regional,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso dalam keterangan tertulis, Jumat (11/4/2025).
Salah satu poin penting pertemuan tersebut membahas rencana pembentukan Satgas Geoekonomi atau Geoeconomics Task Force. Rencana ini akan ditindaklanjuti dalam ASEAN Virtual Summit sebagai langkah lanjutan dari AEM Special Meeting.
Terkait hal ini, Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi mengatakan bahwa langkah ASEAN perlu diapresiasi. Sebab, pendekatan yang dilakukan ASEAN menunjukkan strategi yang dewasa dalam memperjuangkan kedaulatan ekonomi, tanpa memperkeruh suasana.
“ASEAN ingin menunjukkan bahwa kawasan ini bukan sekadar pasar, tetapi mitra strategis yang siap memperjuangkan kepentingannya dengan cara yang beradab dan bermartabat,” ujar Syafruddin dalam keterangan tertulis, Jumat (11/4/2025).
Di sisi lain, upaya perluasan mitra melalui RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) menunjukkan bahwa ASEAN tidak ingin bergantung pada satu kekuatan ekonomi saja. Artinya, ASEAN sedang membangun daya tawar yang lebih kuat dengan membuka banyak jalur perdagangan.
Syafruddin pun berharap, rencana pembentukan Geoeconomics Task Force benar-benar terealisasi. Di mana langkah ini tidak hanya bersifat simbolik saja, tetapi juga memberikan dampak baik untuk kerja sama ke depan.
“Dunia tengah menyaksikan bagaimana ASEAN mengambil sikap di tengah tekanan global,” pungkas Syafruddin.
Sekadar tambahan informasi, pengenaan bea masuk impor kepada sejumlah negara kini ditunda 90 hari atas arahan Presiden AS, Donald Trump, kecuali China.
Bahkan, alih-alih menundanya, AS justru meningkatkan tarif yang dikenakan kepada China hingga 125 persen. Hal tersebut merupakan imbas perlawanan yang dikerahkan China dengan tarif balasan.