Fakta.com

5 Sosok Pemegang Tahta Dewan Penasehat Danantara, Simak Profilnya!

Rosan Roeslani, Dony Oskaria, dan Pandu Sjahrir dalam konpers penunjukan resmi jajaran kepemimpinan Danantara Indonesia di Jakarta, Senin (24/3/2025). (Dok. Danantara)

Rosan Roeslani, Dony Oskaria, dan Pandu Sjahrir dalam konpers penunjukan resmi jajaran kepemimpinan Danantara Indonesia di Jakarta, Senin (24/3/2025). (Dok. Danantara)

Google News Image

FAKTA.COM, JakartaChief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, secara resmi menunjuk sejumlah Managing Directors, anggota Dewan Komite, serta tokoh-tokoh internasional sebagai Dewan Penasihat pada Senin (24/3/2025).

Di antara posisi jabatan yang diumumkan, terdapat satu jabatan yang menarik perhatian karena sebagian besar diisi tokoh internasional, yaitu jajaran Dewan Penasehat.

Lantas, siapa saja yang menduduki posisi tersebut, dan seperti apa latar belakang mereka?

Sosok pertama adalah Ray Dalio. Ia adalah orang di balik kesuksesan Bridgewater Associates, hedge fund terbesar di dunia yang mengelola dana lebih dari US$124 miliar atau sekitar Rp1.984 triliun.

Selama lebih dari 50 tahun, Dalio telah merevolusi dunia investasi dengan strategi inovatif seperti risk parity, alpha overlay, dan All Weather, yang menjadi rujukan bagi institusi global.

Sebagai pendiri dan pemimpin Bridgewater, Dalio menciptakan Alpha Fund, produk unggulan yang secara konsisten mencatatkan keuntungan di atas rata-rata selama lebih dari tiga dekade sejak 1991.

Atas kontribusinya, majalah TIME menobatkannya sebagai salah satu dari 100 "Orang Paling Berpengaruh di Dunia", serta menganugerahinya berbagai penghargaan prestisius.

Kedua adalah Helman Sitohang. Mantan CEO Credit Suisse Asia Pacific ini memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menangani transaksi bernilai lebih dari US$200 miliar.

Berkat kepiawaiannya dalam strategi bisnis dan kepemimpinan, ia menerima penghargaan "Outstanding Achievement Award" dari FinanceAsia, sebuah pengakuan atas dedikasinya dalam dunia keuangan.

Ketiga adalah Jeffrey Sachs. Di Indonesia, peran Sachs sangat signifikan dalam reformasi ekonomi pasca-krisis 1998 serta dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

Ia aktif bekerja sama dengan pemerintah dan universitas untuk mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) serta menyoroti pentingnya praktik industri yang ramah lingkungan, termasuk dalam sektor kelapa sawit.

Sebagai pemikir ekonomi, Sachs menulis berbagai karya monumental, seperti "Developing Country Debt and Economic Performance" (1989) yang membahas utang dan ekonomi Indonesia, serta "The End of Poverty" (2005) yang menawarkan strategi konkret dalam mengatasi kemiskinan global.

Atas dedikasi dan kontribusinya, ia telah menerima berbagai penghargaan prestisius, termasuk Blue Planet Prize (2015) dan Tang Prize untuk Pembangunan Berkelanjutan (2022).

Ia juga dipercaya sebagai penasihat bagi tiga Sekretaris Jenderal PBB dalam kebijakan pembangunan global.

Keempat F. Chapman Taylor. Dengan pengalaman lebih dari 33 tahun di industri investasi. Sebagai equity portfolio manager di Capital Group, ia memiliki keahlian khusus dalam investasi di sektor telekomunikasi Asia, termasuk di Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Selandia Baru.

Selain berperan dalam investasi strategis, Taylor juga memiliki kontribusi besar dalam dunia akademik dan pendidikan keuangan.

Keahliannya dalam menganalisis pasar serta kepemimpinannya dalam industri investasi menjadikannya figur kunci dalam menentukan arah investasi global.

Terakhir adalah Thaksin Shinawatra. Sebagai mantan Perdana Menteri Thailand (2001-2006), Shinawatra memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi negaranya.

Ia dikenal dengan kebijakan populisnya yang menargetkan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan kelompok berpenghasilan rendah. Di bawah kepemimpinannya, produk domestik bruto (PDB) Thailand mengalami lonjakan signifikan dari 4,9 triliun Baht pada 2001 menjadi 7,1 triliun Baht pada 2006.

Meski tidak lagi menjabat, pengaruhnya dalam politik Thailand tetap kuat.

Ia juga memperluas perannya di dunia internasional dengan menjadi penasihat pribadi bagi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, memperkuat jejaknya dalam arena kebijakan ekonomi regional.

Dalam kesempatan yang sama, Rosan juga mengumumkan dua sosok yang menjadi bagian dari Dewan Pengawas Danantara Indonesia. Keduanya adalah Menteri BUMN, Erick Thohir dan mantan Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad.

Trending

Update News