IHSG Hari Ini Merosot, UU TNI Sebabkan Fluktuasi dan Ketidakpastian Pasar

Ilustrasi TNI. (Tangkapan layar YouTube TNI AD)
FAKTA.COM, Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga hari ini masih terus mengalami fluktuasi. Fluktuasi tersebut terjadi masih disebabkan oleh adanya ketidakpastian dari dinamika global dan sentimen yang terjadi di pasar domestik saat ini.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji juga mengatakan IHSG masih mengalami fluktuasi yang cukup tinggi karena tensi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan mitra-mitra dagangnya dan ketidakpastian terkait dengan kebijakan suku bunga The Fed.
Sementara dari domestik, adanya sentimen terkait dengan dinamika politik dan dinamika ekonomi.
“Misalnya jika ya dinamika ekonomi sendiri kan pasti khawatir terkait dengan kebijakan fiskal pemerintah apalagi kan ada inisiatif belanja sosial yang benar-benar ambisius dari Presiden Prabowo di tengah-tengah terjadinya penurunan penerimaan pajak. Kalau dari politik ya pada waktu itu kan Sri Mulyani kan diisukan mundur ya dan juga terjadinya [pengesahan] RUU TNI,” ucap Nafan kepada Fakta.com, Jumat (21/3/2025).
Pada Kamis (20/3/2025), DPR RI secara resmi telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI), menjadi Undang-Undang dalam Rapat Paripurna.
Nafan menilai terjadinya pengesahan UU TNI ini bisa memperluas peran militer dalam lembaga sipil dan mengurangi supremasi sipil di instansi pemerintah sehingga wajar hal ini bisa menambahkan ketidakpastian dan terus menciptakan fluktuasi daripada pergerakan IHSG saat ini.
“Terjadinya [pengesahan] RUU TNI ya, jadi bisa memperluas peran militer dalam lembaga sipil sehingga mengurangi supremasi sipil ya di lembaga sipil tersebut. Ya, itu juga wajar saja bisa menambahkan ketidakpastian sehingga wajar saja lah itu menyebabkan terjadi fluktuasi daripada pergerakan di IHSG saat ini,” ucapnya.
Setelah disahkannya UU TNI tersebut, pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Jumat (21/32025), IHSG masih memerah dengan kembali merosot dengan koreksi sebesar 2,14 persen di level Rp6.245,15.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memproyeksikan secara teknikal IHSG masih rawan terkoreksi terlebih apabila break dari support di level Rp6.011. Ia menilai terdapat kecenderungan IHSG akan mengarah ke level Rp5.879 hingga Rp5.975 sebagai skenario terburuknya.
“Secara umum IHSG masih dibayangi oleh sentimen yang cenderung kurang baik dari sisi eksternal (global) maupun internal (domestik) sehingga memang tekanannya cukup besar dan kecenderungan koreksi pun masih ada,” ucapnya kepada Fakta.com, Jumat (21/3/2025).
Namun, Nafan memperkirakan bahwa fluktuasi ini akan berakhir pada kuartal II, seiring dengan pasar yang mulai memperhitungkan (priced-in) berbagai sentimen negatif yang terjadi sebelumnya. Dengan sentimen negatif tersebut yang sudah masuk dalam perhitungan pasar diharapkan tekanan terhadap IHSG dapat berkurang dan membuka peluang pemulihan di kuartal kedua.
“Untuk fluktuasi dari pergerakan IHSG ini, yang penting sih begini ya, kalau misalnya IHSG bisa mengalami penguatan dalam dalam perdagangan bursa secara konsisten terjadi, ya berarti fluktuasinya sudah berakhir. Ya semestinya di kuartal kedua, fluktuasi pergerakan IHSG insyaAllah berakhir. Karena market sudah ter-price-in dari adanya penurunan, tren penurunan IHSG di kuartal satu,” jelasnya.