Usai IHSG Anjlok Ramai Kembali Pengakuan Prabowo Tak Main Saham, Benarkah?

Presiden Prabowo memanggil Menko Airlangga Hartarto ke Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (18/3/2025), beberapa jam setelah IHSG anjlok dan BEI lakukan trading halt. (Dok. BPMI Setpres/Cahyo)
FAKTA.COM, Jakarta – Kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Selasa (18/3/2025) mengingatkan publik dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto soal pasar saham beberapa waktu lalu dalam Pembukaan Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah, Rabu (4/12/2025), di Kupang.
Seperti diketahui, publik sempat dihebohkan dengan kinerja pasar saham Tanah Air. Sebab, pada perdagangan Sesi I hari itu IHSG sempat terkontraksi hingga 6,12 persen atau ditutup pada level 6.076,08. Bahkan, sebelumnya Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai-sampai mengambil langkah trading halt alias penghentian sementara.
Meskipun pada perdagangan Sesi II hari itu, IHSG kembali merangkak naik, tetapi harga penutupannya masih relatif lemah, yakni 6.223,39.
Cuap Analisis Soal Anjloknya IHSG
Sejumlah analis, menilai bahwa penyebab pelemahan IHSG tersebut adalah faktor domestik. Sebab, pasar di kawasan Asia pada hari itu cenderung menguat.
“Misalnya kalau kita lihat di bursa-bursa lain hijau kan, enggak merah ya. Jadi, kemungkinan besar di sini adalah faktor dalam negeri,” ujar Sekretaris Jenderal Organisasi Profesi Pasar Modal (Propam), Boris Sihar Sirait dalam sesi "Edukasi Wartawan mengenai Makro Ekonomi dan Pengaruhnya terhadap Pasar Modal Indonesia" yang diselenggarakan oleh BEI secara virtual, Selasa (18/3/2025).
Menurut Boris, salah satu faktor domestik yang mempengaruhi adalah kasus korupsi yang terjadi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) belum lama ini.
Di kesempatan lain, Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengungkap sejumlah faktor yang membuat IHSG anjlok, salah satunya adalah pencapaian penerimaan pajak yang juga jeblok.
Seperti diketahui, hingga akhir Februari ini, penerimaan pajak terkontraksi cukup dalam. Atas catatan tersebut, Indonesia sudah mencatatkan defisit fiskal sebesar 0,13 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Padahal, dalam beberapa tahun terakhir, defisit APBN tidak pernah terjadi secepat ini.
Sementara itu, Ekonom Senior INDEF, Didik J Rachbini menduga jebolnya IHSG dipengaruhi oleh dua hal, yakni faktor politik dan kebijakan ekonomi. Adapun terkait kebijakan ekonomi, salah satu yang mempengaruhinya adalah pembentukan Danantara. Hemat Didik, kebijakan ini kurang direspons baik oleh pasar.
“Investor asing kabur membawa Rp 24 triliun, termasuk Rp 3,47 triliun sehari setelah Danantara diresmikan tanggal 24 Februari 2025,” ujar Didik dalam keterangan tertulis, Rabu (19/3/2025).
Prabowo Sentil Pemain Bursa
Usai riuh pasar modal kemarin, pernyataan lama Presiden Prabowo Subianto sempat ramai kembali. Sebelumnya, Prabowo pernah bilang bahwa bukan program strategis atau kebijakan ekonominya yang membuat IHSG anjlok. Secara spesifik, pernyataan Prabowo mengacu kepada sentimen buruk jelang pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menanggapi hal tersebut, Prabowo justru menyentil “pemain” besar di bursa sebagai biang kerok pelemahan pasar Tanah Air.
“Kalau saham jatuh, [ulah] pemain-pemain bursa itu,” ujar Prabowo
Bahkan, Prabowo blak-blakan mengaku tidak “bermain” saham. Ia menyampaikan hal tersebut sembari membantah bahwa program MBG yang menjadi biang dari pelemahan IHSG pada waktu itu.
“Ada yang bilang sama saya, 'Pak, karena gagasan makan bergizi, harga saham indeks turun.' Saya jawab ke mereka itu, kasih tau ya—saya enggak punya saham dan rakyat di desa-desa tidak punya saham,” ucapnya dalam Pembukaan Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah, Rabu (4/12/2025) di Kupang.
Namun, apa benar seseorang sekelas presiden tidak punya saham?
Sampai saat ini, belum dikonfirmasi secara langsung apakah Prabowo “bermain” saham di bursa atau tidak. Namun, Jika merujuk dokumen Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Prabowo memiliki sejumlah harta yang tersimpan dalam bentuk surat berharga. Adapun jumlahnya sekitar Rp 1,7 triliun dari total kekayaan yang dilaporkan senilai Rp 2,04 triliun.
Jika merujuk kepada definisi umum, saham pun termasuk ke dalam salah satu surat berharga. Akan tetapi, tidak semua surat berharga berbentuk saham.
Walhasil, tidak diketahui apakah Prabowo Subianto benar tak berkecimpung di lantai bursa. Satu hal yang bisa dipastikan, Prabowo menyimpan sejumlah hartanya dalam bentuk surat berharga.