DPR Usul Danareksa dan PFN Bangun Bioskop di Tingkat Kecamatan

Ilustrasi - Bioskop film. (Dok. Unsplash)
FAKTA.COM, Jakarta – PT Danareksa (Persero) mencatatkan laba bersih konsolidasi meningkat menjadi Rp1 triliun pada 2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp0,9 triliun. Pada tahun ini, laba bersih konsolidasi ditargetkan mencapai Rp1,1 triliun.
Direktur Utama Danareksa, Yadi Jaya Ruchandi mengungkapkan laba bersih konsolidasi ini mengalami pertumbuhan secara tahunan atau Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 74 persen sejak 2022.
“Laba bersih kami pun terlihat dari tahun 2022, pada saat penggabungan pertama hanya Rp0,2 triliun. Tahun lalu kita dapat mencapai Rp1 triliun dan tahun ini kita menargetkan sekitar Rp1,1 triliun,” ungkap Yadi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (10/3/2025).
Kemudian, pendapatan konsolidasi juga meningkat secara tahunan, dengan pertumbuhan tahunan CAGR sekitar 19 persen. Pendapatan meningkat dari Rp11,4 triliun pada 2023 dan di 2024 menjadi Rp11,8 triliun. Kemudian, ditargetkan pertumbuhan mencapai Rp14,4 triliun di tahun ini.
Demikian juga dengan total aset konsolidasi, mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terlihat bahwa CAGR bertumbuh sebesar 11 persen. Pada tahun 2024 mengalami peningkatan menjadi Rp64 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp60,5 triliun. Pada 2025, ditargetkan mencapai Rp73,4 triliun.
Yadi mengungkapkan bahwa peningkatan pendapatan dan aset ini terjadi di hampir seluruh sektor yang mengalami kenaikan. Kemudian, laba bersihnya juga meningkat di hampir seluruh sektor kecuali di jasa keuangan.
“Walaupun domestik ekonomi kita semua paham bahwa sekarang masih banyak ketidakpastian tetapi kami menargetkan ada pertumbuhan yang positif di setiap sektor pendapatan, laba bersih, aset, dan di setiap sub cluster,” ungkapnya.
Wakil Komisi IV DPR RI, Eko Hendro Purnomo, mengusulkan kepada PT Danareksa yang di mana selain berperan sebagai holding investasi tetapi juga sebagai holding transformasi. Eko mengusulkan Danareksa untuk membangun bioskop-bioskop di tingkat kecamatan untuk mendukung transformasi PT Produksi Film Negara (PFN) sekaligus mendukung perputaran uang di daerah tersebut.
Hal ini perlu dilakukan Danareksa sebagai holding BUMN untuk mendorong pembangunan infrastruktur bioskop di kecamatan-kecamatan sehingga nantinya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM).
“Untuk di daerah-daerah tingkat kecamatan itu marketable sekali. UMKM-nya jalan, perputaran uang di sana juga bagus,” jelas Eko.
Anggota Komisi VI DPR RI, Kawendra Lukistian, juga meminta kepada anak usaha PT Danareksa (Persero), yakni PT Produksi Film Negara (PFN) untuk membuat aturan yang memudahkan pelaku ekonomi kreatif, khususnya insan perfilman dan teater untuk mengakses permodalan dan pendampingan dalam rangka pengembangan perfilman dan teater hingga ke berbagai daerah.
“Saya berharap jika Danareksa sudah masuk secara optimal kepada PFN coba dicari formula yang lebih meringankan pelaku industri film itu sendiri. Karena kadang-kadang pelaku industri kita ini sudah besar potensinya tetapi ketika mereka dihadapkan pada pendanaan, mereka kesulitan memproduksi film yang berkualitas. Sementara, ketika mereka akan mendapatkan pendanaan yang baik, peraturannya jelimetnya luar biasa,” ucapnya.
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus (SKK)-43/MBU/11/2023 tanggal 20 November 2023, PT Danareksa (Persero) diberi mandat oleh Kementerian BUMN untuk mengelola PFN.