Inflasi Beras Jepang Meroket, Kementan Instruksikan Percepatan Swasembada

Stok beras yang ada di Kompleks Pergudangan Bulog Lampung di Campang Raya, Bandarlampung. (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)
FAKTA.COM, Jakarta – Lonjakan harga pangan di sejumlah negara sejawat membuat Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman berniat untuk semakin mempercepat capaian swasembada pangan. Hal tersebut disampaikannya melalui siaran pers Kementerian Pertanian, Jumat (21/2/2025).
Mentan menyoroti berbagai krisis pangan di sejumlah negara tetangga, seperti Jepang. Amran bilang, untuk kali pertama dalam sejarah, Jepang melepaskan cadangan pangan sejumlah 210.000 ton beras sebagai imbas dari lonjakan harga yang ekstrem.
Dalam setahun ini, kenaikan harga beras di Jepang mencapai 82 persen. Kini, satu kilogram beras di Negeri Sakura itu seharga Rp393.000, meningkat drastis dari harga sebelumnya, yakni Rp215.423.
“Ini dampak langsung dari gelombang panas ekstrem yang merusak produksi dan mengganggu distribusi. Kondisi ini bisa terjadi di mana saja jika negara tidak memiliki cadangan pangan yang memadai,” Imbuh Amran.
Jika merujuk pada data resmi portal statistik Jepang, tingkat inflasi beras di negara itu memang tinggi. Bahkan, tren peningkatannya sangat meroket. Terbaru, rilis data pada laman tersebut menunjukkan inflasi beras di Jepang mencapai angka 70,9 persen.
Dalam kesempatan tersebut, Amran juga menyampaikan bahwa merujuk pada laporan Badan Pangan Dunia (FAO), lebih dari 864 juta orang di dunia terindikasi kerawanan pangan dengan tingkat yang parah tahun lalu. Adapun wilayah yang paling terdampak adalah Asia dan Afrika. Hal ini dipicu oleh perubahan iklim, konflik, dan ketidakstabilan ekonomi.
“Ini bukan sekadar peringatan, tapi bukti nyata bahwa pangan adalah isu strategis. Indonesia harus memastikan ketahanan pangan sejak sekarang,” kata Mentan Amran.
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), per Februari tahun ini, harga beras medium di Tanah Air stabil dalam rentang harga Rp13.000-14.000 per Kilogram. Ini jauh lebih rendah dibandingkan harga pada periode yang sama tahun lalu yang bahkan sempat mencapai Rp16.000 per Kilogram.
Ketahanan Pangan Tanah Air Menghadapi Kondisi Iklim
Situasi di Jepang, membuat Amran menegaskan bahwa cadangan pangan menjadi hal yang krusial. Karena itu, berdasarkan arahan Presiden Prabowo Subianto, Perum Bulog mendapatkan amanat untuk menyerap 3 juta ton beras dengan tingkat HPP gabah sebesar Rp6.500 per Kilogram dan beras di angka Rp12.000 per Kilogram.
“Dengan penyerapan massal, kita tidak hanya memastikan petani mendapatkan harga yang layak, tapi juga memperkuat stok nasional guna menghadapi ketidakpastian global,” ujar Amran.
Di kesempatan yang berbeda, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa cadangan beras yang dimiliki Bulog saat ini, membuat Indonesia memiliki ketahanan yang kokoh.
Berdasarkan penuturannya, sampai dengan Selasa (11/2/2025), stok beras Bulog saat ini mencapai 1,9 juta ton. Bahkan, menurut Arief ini merupakan stok terbaik dalam beberapa tahun terakhir.
“Dengan intervensi pemerintah diharapkan nanti akhir tahun stok level antara 2,5 sampai 3 juta ton sehingga seperti saat ini. Walau apapun yang terjadi, baik itu La Nina, El Nino, segala macam [masalah iklim], pemerintah punya stok yang kuat,” kata Arief dalam rapat koordinasi (rakor) Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Jelang HBKN 2025 di Jakarta, Rabu (12/2/2025).
Sekadar informasi tambahan, sampai dengan Februari ini, pemerintah telah menyalurkan 100.940 ton komoditas demi SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).