BRI Raup Laba Bersih Rp60,64 Triliun Sepanjang 2024

Ilustrasi - Gedung Bank BRI. (Dok. BRI)
FAKTA.COM, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membukukan kinerja keuangan yang positif dengan berhasil mencetak laba bersih secara konsolidasian sebesar Rp60,64 triliun sepanjang 2024. Nilai ini naik 0,36 persen secara tahunan atau Year-on-Year (YoY) jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp60,4 triliun.
Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan pertumbuhan ini didorong oleh penyaluran kredit yang selektif, berkualitas, dan dengan tetap berfokus kepada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Resiliensi atau ketangguhan ini dilihat dari kinerja keuangan BRI di sepanjang 2024 dicapai di tengah tantangan tekanan ekonomi global yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi domestik serta tantangan likuiditas bagi industri perbankan,” ucapnya dalam konferensi pers "Paparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan IV-2024" di Jakarta, Rabu (12/2/2025).
Total nilai aset BRI mengalami pertumbuhan dengan mencapai sebesar Rp1.992,98 triliun atau tumbuh 1,42 persen (YoY). Kemudian dari sisi penyaluran kredit sebesar Rp1.354,64 triliun atau tumbuh 6,97 persen (YoY). Dari total penyaluran kredit tersebut, sejumlah Rp1.110 triliun disalurkan kepada UMKM.
“Seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif dan penyaluran kredit ini didominasi oleh penyaluran kredit kepada UMKM dengan porsi kredit mencapai 82 persen,” ungkap Sunarso.
“Jadi, begitu besar jumlah nasabah yang diberikan kredit oleh BRI. Tak hanya memberikan kredit kepada pihak itu-itu saja, tetapi BRI memberikan kredit yang diecer kepada sebagian besar UMKM di Indonesia,” tambahnya.
Sunarso mengatakan bahwa pertumbuhan penyaluran kredit tersebut juga diikuti dengan perbaikan kualitas kredit. Dengan melihat nilai Non-Performing Loan (NPL) pada 2024 turun menjadi 2,78 persen dibandingkan tahun sebelumnya di level 2,95 persen.
Di samping itu, untuk menjaga stabilitas keuangan, BRI juga mempersiapkan pencadangan yang lebih dari cukup dengan melihat nilai NPL Coverage Ratio-nya sebesar 215,01 persen. Artinya, lebih dari dua kali NPL itu sudah dicadangkan.

Direktur Utama BRI, Sunarso. (Dok. BRI)
“Maka kalau kreditnya macet, kita masih punya cadangan dua kali dari jumlah kredit macet itu untuk membayar kewajiban seperti tabungan, deposito, dan giro nasabah simpanan,” sebut Sunarso.
Di sisi simpanan, BRI berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.365,45 triliun dan didominasi oleh dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) mencapai 67,3 persen atau setara dengan Rp918,98 triliun.
“Kinerja BRI pada 2024 juga didukung oleh kondisi likuiditas dan permodalan yang baik, di mana nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI berada di level 88,85 persen. Artinya ini secara likuiditas sangat sehat karena masih di bawah 92 persen. Kemudian, dengan nilai rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,63 persen,” beber dia.
Sepanjang tahun lalu, BRI berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp185 triliun, nilai ini menjadikan BRI sebagai penyalur KUR tertinggi di antara perbankan nasional lainnya.
“Penyaluran KUR ini mampu menjangkau lebih dari empat juta pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia dan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkas Sunarso.