Energi Fosil Masih Dominan, Konsumsi Listrik Wajib Naik kalau Mau PDB 8%

Ilustrasi - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). (Dok. KESDM)
FAKTA.COM, Jakarta – Untuk mencapai akselerasi pertumbuhan ekonomi delapan persen, konsumsi listrik per kapita perlu ditingkatkan. Namun, Indonesia dihadapkan dengan suatu tantangan, apa itu?
Tahun lalu, konsumsi listrik per kapita Indonesia dicatatkan di angka 1.411 kWh. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1.337 kWh.
Kemudian, untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi hingga delapan persen, berdasarkan materi paparan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia perlu meningkatkan konsumsi listrik per kapitanya, hingga 2.272 kWh dalam lima tahun ke depan.
Meski begitu, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan angka tersebut masih akan dibahas lebih lanjut. Hal tersebut ia sampaikan dalam konferensi pers di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (3/2/2025).
Pihaknya menargetkan konsumsi listrik per kapita naik menjadi 6.000 kWH hingga 6.500 kWH, guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.
Bahlil menjelaskan target awal konsumsi listrik per kapita adalah sebesar 5.500 kWH per kapita, namun angka tersebut diproyeksikan hanya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi ke level 6 persen.
Namun, di luar angka target tersebut, Indonesia masih dihadapkan dengan persoalan tingginya komposisi energi fosil sebagai sumber kelistrikan Tanah Air.
Sampai saat ini, kapasitas terpasang pembangkit listrik Indonesia sebesar 101 GW. Akan tetapi, 85 persen di antaranya merupakan sumber energi fosil. Sementara itu, komposisi sumber energi bersih hanya sebagian kecil sisanya.
Padahal, Indonesia juga mematok target untuk mengurangi emisi karbon di sektor energi. Terlebih, sebagai komitmen untuk mencapai net zero emission (NZE).
“Jadi kita ini sudah ada track sebenarnya, 2060 net zero emission dan setiap tahun kita sudah mempunyai target untuk berapa yang akan diturunkan,” ujar Bahlil.
Upaya Pensiun Dini PLTU
Salah satu cara untuk mengurangi komposisi energi fosil pada sumber listrik Indonesia, Bahlil menyebutkan bahwa Indonesia akan mempensiunkan dini salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Tanah Air, yakni PLTU Cirebon I dengan kapasitas 660MW.
“Jadi kita pensiun dinikan tujuh tahun sebelum masa pensiun,” tutur Bahlil.
Bahkan, Bahlil menyebutkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mempercepat pensiun dini PLTU batu bara lain. Namun, dengan catatan bahwa ada yang membiayai dan tidak membebani rakyat.
“Kami mau juga lebih cepat, tapi harus ada uangnya yang murah—yang tidak membebani rakyat,” pungkas Bahlil.