Dua Juta Sapi Impor akan Masuk Indonesia, Wamentan: Tidak Pakai APBN

Ilustrasi - Sapi perah. (Dok. Ditjen PKH Kementan)
FAKTA.COM, Jakarta – Dalam lima tahun ke depan, pemerintah targetkan datangkan sapi dua juta ekor sapi. Hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan daging dan susu dalam negeri.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menyampaikan bahwa pemerintah berencana mendatangkan dua juta ekor sapi.
“Sapi untuk [produksi] susu 1,2 juta, kemudian [untuk diolah] daging 800 ribu. Jadi totalnya dua juta selama lima tahun,” ujar Sudaryono usai konferensi pers di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Adapun dua juta ekor sapi tersebut akan didatangkan dalam periode 2025-2029. Menurut Sudaryono, pemerintah menargetkan tiap tahunnya mendatangkan 250 ribu ekor sapi. Pihaknya mengklaim ini adalah langkah untuk mengurangi ketergantungan impor daging sapi dan susu pemerintah.
Dengan didatangkannya sapi indukan, harapannya sapi-sapi tersebut nanti dapat beranak-pinak. Maka target Indonesia bisa mengurangi impor daging sapi dan susu pun bisa tercapai.
Tidak Membebani APBN
Meski begitu, pemerintah tidak membuat ketentuan terkait negara asal sapi-sapi tersebut, melainkan bergantung pada para investor swasta. Semuanya tergantung preferensi perusahaan. Selama sapi yang didatangkan merupakan sapi indukan, maka pemerintah akan mendukung.
Sudaryono juga menegaskan, bahwa dengan mekanisme ini, maka APBN tidak terbebani.
“Kita memberikan fasilitasnya. Jadi negara tidak kebebanan APBN untuk mendatangkan sapi. Ini sifatnya investasi,” tutur Sudaryono.
Berdasarkan data terakhir sudah ada 160 perusahaan yang berkomitmen untuk mendatangkan sapi ke Indonesia. Namun, angka tersebut bisa saja sudah bertambah, misalnya 2-5 perusahaan. Negara asal sapi beragam, seperti Brazil, Australia, dan Amerika Serikat.
Ancaman PMK
Di tengah tingginya target mendatangkan sapi impor tersebut, industri peternakan juga dihantui dengan wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). Terlebih, Brazil diisukan menjadi negara yang menyebarkan wabah PMK. Namun, Sudaryono memastikan bahwa Brazil sebentar lagi akan menjadi negara yang terbebas dari PMK sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
“InsyaAllah kemungkinan di tahun ini atau tahun depan, dia sudah bebas, negara bebas PMK,” ujar Sudaryono.
Diketahui, populasi sapi di Brazil tergolong tinggi, yakni hingga 200 juta ekor. Dengan begitu, potensi impor sapi dari sana juga besar. Terlebih, Brazil merupakan negara tropis sehingga tidak sulit untuk beradaptasi dengan iklim Indonesia.
Di samping itu, Sudaryono mengatakan bahwa pemerintah mengantisipasi penyebaran wabah PMK ini dengan vaksinasi yang sudah berjalan.
Menurut penuturannya, pemerintah telah menyediakan sebanyak 4 juta dosis vaksin. Meski begitu, ia mendorong agar para peternak juga berinisiatif melakukan vaksinasi sendiri. Sebab, menurutnya harga vaksin tersebut masih sangat terjangkau.
“Harga vaksinnya Rp17.000-25.000 satu dosis ya, saya kira [seharga] satu bungkus rokok gitu,” tutur Sudaryono.