Profit Tinggi, Mengapa Pertumbuhan DPK dan CASA BCA Melambat?

Para direksi PT Bank BCA, Tbk. usai konferensi pers "Paparan Kinerja Keuangan BCA Tahun 2024" di Jakarta, Kamis (23/1/2025). (Dok. BCA)
FAKTA.COM, Jakarta – Tren pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), PT Bank BCA, Tbk. kembali mengalami perlambatan. Begitu juga dengan rasio dana murah atau current account saving accounts (CASA).
BCA sedang bergembira, sebab bank swasta raksasa RI itu catatkan laba bersih di angka Rp54,8 triliun atau tumbuh 12,7 persen yoy. Meski begitu, tren DPK mereka tengah dalam perlambatan.
Dalam konferensi pers "Paparan Kinerja Keuangan BCA Tahun 2024" di Jakarta, Kamis (23/1/2025), disebutkan bahwa DPK tumbuh tipis, yakni 2,9 persen yoy. Atas catatan tersebut, sepanjang periode itu, BCA menghimpun DPK sebesar RP 1134 triliun.
Terkait hal tersebut, Ekonom BCA, David Sumual menjelaskan penyebabnya. Menurut penuturannya, ada beberapa faktor yang menyebabkan melambatnya pertumbuhan DPK. Namun, jika dirangkum, beberapa faktor tersebut berimplikasi kepada satu hal, yakni perputaran uang yang lemah.
“Faktor ekspor lemah, outflow dana portofolio, dan aktivitas bisnis yang flat,” kata David kepada Fakta.com, Kamis (24/1/2025).
Meski begitu, perlambatan pertumbuhan DPK tidak hanya terjadi pada BCA saja. Secara keseluruhan, rata-rata industri perbankan memang mengalami perlambatan pertumbuhan DPK.
Bahkan, berdasarkan catatan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), per Desember kemarin, DPK di Tanah Air hanya tumbuh tipis, 4,48 persen yoy.
Menanggapi hal tersebut, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman, Diah Setyorini Gunawan mengungkap bahwa biang keroknya adalah disposable income masyarakat yang menurun. Bahkan, kondisi sulit tersebut juga berimplikasi pada maraknya fenomena “makan tabungan” di Tanah Air.
“Di saat lapangan pekerjaan masih terbatas, adanya kenaikan biaya hidup dan tagihan-tagihan menjadikan fenomena ‘makan tabungan’ makin banyak dijumpai di masyarakat,” ujar Diah kepada Fakta.com, Jumat (24/1/2025).
Pertumbuhan Current Account Saving Accounts Melambat, tapi Tetap Kuat
Bukan hanya DPK saja, laju pertumbuhan current account saving accounts (CASA) atau dana murah BCA juga mengalami perlambatan.
Sepanjang tahun lalu, BCA mencatatkan pertumbuhan CASA sebesar 4,4 persen yoy. Dengan catatan tersebut, jumlah CASA BCA di angka Rp924 triliun. Namun, rasio nominal CASA terhadap total DPK BCA tetap terjaga tinggi, yakni sebesar 81,5 persen.
Informasi saja, dari berbagai sumber yang dihimpun Fakta.com, CASA seringkali disebut sebagai dana murah. Adapun CASA meliputi tabungan dan giro, berbeda dengan deposito yang memerlukan cost of interest yang besar, bank tidak perlu merogoh kocek untuk instrumen CASA.
Lantas, apa yang sebenarnya bisa “diceritakan” dari CASA? Menurut penuturan Diah, rasio CASA yang tinggi bisa menunjukkan baiknya kondisi likuiditas di suatu perbankan. Telebih, mengingat CASA adalah dana murah, maka semakin tinggi rasio CASA, cost perbankan akan turun pula sehingga bisa meningkatkan profitabilitas.
“Rasio CASA yang tinggi juga biasanya lebih menarik bagi investor dan pemangku kepentingan karena menunjukkan kekuatan dalam menarik dan mempertahankan nasabah,” pungkas Diah.