SBN Baru akan Dilirik Investor jika Pemerintah Pastikan Lunasi Utang Jatuh Tempo 2025
Ilustrasi - Gedung Kementerian Keuangan RI. (Dok. Kemenkeu)
FAKTA.COM, Jakarta – Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan melaksanakan lelang SBN perdananya di 2025 dalam waktu dekat. Adapun target indikatif meningkat dari level Rp22,0 triliun pada 2024 ke level Rp28,0 triliun di 2025.
DJPPR akan menawarkan dua seri benchmark baru yaitu FR0106 (15Y) dan FR0107 (20Y). Selain itu juga terdapat seri lainnya yaitu SPNS03250409, SPN12260108, FR0104, FR0103, FR0102, dan FR0105,
Fixed Income Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Karinska Salsabila Priyatno berpandangan bahwa kehadiran seri benchmark baru diyakini mampu menarik minat investor institusional. Sementara kondisi pasar yang stabil di awal 2025 juga memberikan dukungan tambahan.
Ia juga memandang bahwa lelang ini menunjukkan strategi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan sekaligus menjaga likuiditas di pasar SBN.
Namun demikian, Peneliti Senior Center of Reform on Economics (CORE), Etika Karyani memandang bahwa beban utang jatuh tempo yang besar pada 2025 dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap kemampuan pemerintah melunasi utang.
“Hal ini bisa meningkatkan premi risiko,” tuturnya di Jakarta, Selasa (7/1/2025).
Ia juga mengungkapkan bahwa jika negara-negara lain, terutama di kawasan Asia menawarkan obligasi dengan yield lebih tinggi atau risiko lebih rendah, daya tarik SBN Indonesia dapat berkurang.
“Kecuali jika SBN Indonesia didukung oleh sovereign rating yang stabil dari lembaga pemeringkat seperti S&P atau Moody’s, ini bisa menjadi instrumen yang menarik,” lanjut Etika.