APBN 2024 Hemat Rp3,6 T, INDEF: Efisiensi Anggaran bukan Soal Penghematan

Tangkapan layar - Dirjen Anggaran Kemenkeu, Isa Rachmatarwata di sela-sela konferensi pers “APBN Kita” edisi Januari 2025 di Jakarta pada Senin (6/1/2025). (Dok. Kemenkeu)
FAKTA.COM, Jakarta - Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) mengklaim mendorong langkah-langkah penghematan anggaran kepada sejumlah K/L lain melalui surat edaran nomor S-1023/MK.02/2024.
Direktur Jenderal Anggaran (DJA) Kemenkeu, Isa Rachmatarwata mengungkapkan bahwa pihaknya telah berhasil melakukan penghematan hingga Rp3,6 triliun untuk perjalanan dinas.
“Mengenai perjalanan dinas ini sebetulnya secara keseluruhan dan bukan hanya perjalanan dinas ya, tapi ada paket meeting, dan sebagainya. Itu [penghematan] yang diperintahkan oleh Bapak Presiden,” jelas Isa di sela-sela konferensi pers “APBN Kita” edisi Januari 2025 di Jakarta pada Senin (6/1/2025).
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto turut berpendapat mengenai hal ini.
“Memang kalau dibilang Rp3,6 triliun signifikan? Ya belum signifikan. Tetapi ini sebagai langkah awal bahwa sebetulnya APBN itu bisa diefisienkan,” tutur Eko kepada Fakta.com pada Senin (6/1/2025).
Menurutnya ada beberapa langkah agar penghematan ini pada akhirnya mewujudkan APBN yang lebih produktif.
Eko menyarankan agar efisiensi anggaran tidak diartikan sebagai penghematan berlebihan, melainkan pengalokasian yang lebih tepat sasaran untuk sektor-sektor produktif, seperti pangan, pendidikan, serta research and development.
Lebih lanjut, Eko juga menekankan pentingnya perencanaan anggaran yang lebih terukur. Termasuk juga pemberian insentif bagi lembaga yang mampu melakukan efisiensi anggaran.
Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda berpendapat bahwa dengan adanya penghematan ini bisa mengurangi beban fiskal dan patut dilanjutkan untuk tahun 2025 dan seterusnya.
“Jika kita bandingkan, efeknya lebih besar dalam jangka menengah dan panjang jika belanjanya adalah belanja produktif dibandingkan perjalanan dinas,” ujar Huda.