PPN 12 Persen Batal, Pasar Respons Positif dan IHSG Menguat
-di-Bursa-Efek-Indonesia-(BEI),-Jakarta..jpg)
Ilustrasi - Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/aa)
FAKTA.COM, Jakarta - Simpang siur penerapan PPN 12% menyumbang keresahan di masyarakat, tak terkecuali pada dinamika pasar modal. Pasca pembatalan aturan ini di akhir 2024 berimbas positif pada kondisi bursa saham domestik.
Sejak penutupan akhir tahun pada 30 Desember 2024 di level 7.079,91, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kamis (2/1/2025) siang ini menguat ke level 7.168,28.
Head of Research/Chief Economist, Miare Aset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto menganggap hal ini merupakan sinyal positif bagi pasar modal domestik.
“Hal ini tentu saja merupakan suatu perkembangan yang sangat positif, di tengah pelemahan indeks bursa saham regional,” ungkap Rully di Jakarta, Kamis (2/1/2025).
Rully juga berpendapat adanya penerapan PPN 12% pada barang-barang mewah (luxury goods) tidak terlalu berpengaruh pada publik, karena barang yang mengalami kenaikan PPN sangat terbatas.
Sementara itu, Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda berharap dengan pembatalan tarif PPN 12% mampu untuk mendongkrak daya beli masyarakat.
Harapannya kondisi ini kemudian akan berdampak pada saham di sektor ritel.
“Sektor ritel kita berharap bisa membaik seiring dengan perbaikan daya beli masyarakat yang harusnya rebound setelah pembatalan kenaikan tarif PPN menjadi 12%,” ungkap Huda.
Ia juga melihat sektor teknologi harusnya mampu boosting di tengah terpilihnya Elon Musk sebagai menteri di kabinet Trump.
“Dorongan positif harusnya bisa berimbas ke sektor teknologi secara umum,” lanjutnya.
Sementara itu, pengamat pasar saham, William Hartanto, telah memprediksi adanya penguatan IHSG di awal tahun.
“Perkiraan range awal tahun 7000-7200,” ujar William.