Menutup 2024, IPO Saham Perusahaan Pertambangan Paling Cuan
-di-Bursa-Efek-Indonesia-(BEI),-Jakarta..jpg)
Ilustrasi - Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/aa)
FAKTA.COM, Jakarta - Bulan ini menjadi penutup yang ciamik atas gelaran Initial Public Offering (IPO) sepanjang 2024. Tercatat ada 41 emiten melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 5 Januari hingga 19 Desember 2024.
Dua emiten menunjukkan perolehan gacor, menembus angka lebih dari Rp4 triliun.
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) sebagai anak usaha PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk) atau ADRO, bertengger pada puncak teratas sepanjang 2024.
Selain emiten yang berbasis tambang, IPO di emiten ritel juga turut mendampingi AADI di puncak atas. Emiten itu adalah PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) yang bisa dibilang cukup stabil hingga 24 Desember lalu. Harganya meningkat menjadi Rp1.755 per lot.
Sementara itu, pada awal tahun, PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) berhasil melepas 31.651.600 lot sahamnya sejak 7 Februari 2024. Alhasil, ALII jadi emiten dengan penawaran saham terbanyak sepanjang 2024.
Walau tidak masuk dalam tiga besar dengan perolehan dana IPO tertinggi, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) terbilang menjanjikan. Tawaran sahamnya meningkat 334,54%. Sejak awal bertengger di pasar saham, DAAZ menawarkan harga per lot sebesar Rp1.100. Hingga 24 Desember harganya sudah menembus Rp4.780 per lot.
Sejak awal listing, DAAZ menawarkan 300 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp100 setiap saham. Nominal ini mewakili 15.02% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran umum Perdana Saham.
Sementara itu, di luar daftar 10 besar perolehan dana IPO terbesar, ada emiten lain yang turut bersinar.
Salah satunya PT Remala Abadi Tbk (DATA) yang mulai listing pada 7 Mei 2024. DATA melakukan penawaran awal per saham sebesar Rp252. Pada akhirnya lonjakan harga saham DATA mencapai 205,55%.
Emiten di bidang teknologi ini menempatkan keseluruhan saham sebesar 20% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum. Jumlahnya lebih tinggi 4,08% dari DAAZ.
Di sisi lain, tujuh emiten gagal bertengger pada gelaran IPO 2024. Emiten ini didominasi oleh perusahaan di sektor Materials dan Keuangan.