Tinggi Korupsi Bikin Rendah Efisiensi Investasi

Ilustrasi Freepik
FAKTA.COM, Jakarta - Persoalan korupsi akan selalu berdampak negatif terhadap ekonomi. Sebab, tingginya tingkat korupsi mempengaruhi kepercayaan investor yang berimplikasi kepada menurunnya efisiensi investasi di suatu negara.
Hal itu dikatakan Dosen Ekonomi Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Luky Djuniardi Djani, Jumat (6/12/2024).
Menurutnya, korupsi bisa menurunkan produktivitas sehingga meskipun Indonesia menerima nilai investasi besar, tetapi output-nya tidak optimal.
“Hal ini mengakibatkan nilai/prosentase ICOR tinggi karenanya (korupsi) buruk bagi dunia usaha,” kata Luky kepada Fakta.com.
Sekadar informasi, ICOR merupakan rasio yang digunakan untuk melihat seberapa efisien investasi meningkatkan suatu output. Semakin rendah nilai ICOR, maka efisiensi di suatu negara dapat dikatakan baik.
Kebetulan, nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia juga masih tinggi. Merujuk kepada data yang dihimpun Fakta.com, di atas, nilai ICOR Indonesia masih berada di kisaran 6-7. Bahkan, trennya cenderung meningkat jika melihat perkembangan angkanya sejak puluhan tahun lalu.
Di samping memberikan dampak terhadap efisiensi perekonomian, Luky juga menyoroti potensi kerugian ekonomi yang besar dari maraknya korupsi di Indonesia. Dalam hal ini, ia memberikan contoh potensi kehilangan akibat korupsi di masa Orde Baru.
“Estimasi Transparency International kehilangan akibat korupsi semasa orba senilai US$ 150-350 miliar. Jumlah ini jika ditambahkan pada periode reformasi (1999-2024) tentu akan bertambah lagi,” jelas Luky.
Hal yang menjadi ironi adalah rancangan Undang-Undang Perampasan Aset yang ditunggu publik sebagai bentuk keseriusan negara dalam memberantas korupsi, ternyata tidak masuk ke dalam Prolegnas tahun depan.
“Ya memang elite kita tidak mau aset dan kekayaannya yang diperoleh secara ilegal dan haram diambil kembali oleh negara,” ucap Luky.
Apalagi, target pemerintah ialah mengakselerasi pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen dan menurunkan skor ICOR.
Menurut Luky, penyelesaian kasus korupsi menjadi hal yang mutlak untuk dilakukan, terutama kaitannya dengan perampasan aset koruptor.
“Dengan aset yang bisa dirampas kembali untuk kas negara, pemerintah bisa membuat program yang dapat menopang pembangunan, utamanya untuk penyediaan manusia dengan kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan agar produktivitas meningkat,” pungkas Luky.