Luhut: Waspadai Donald Trump dan Elon Musk

Elon Musk dan Donald Trump. Foto: Istimewa
FAKTA.COM, Jakarta - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan Pemerintah Indonesia perlu mewaspadai dampak kebijakan proteksionis Amerika Serikat (AS) setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden.
Menurutnya, kebijakan Trump bisa membuat dolar AS menguat yang berimbas pada pelemahan rupiah.
“Kita melihat lagi dampak masa jabatan Presiden Trump kedua ini, perlambatan (ekonomi) dunia, PDB dunia akan lebih rendah, dan inflasi global lebih tinggi, karena kita takut dolar AS tambah kuat, akan kena ke rupiah kita,” kata Luhut saat menyampaikan pidato kunci dalam acara public lecture yang digelar Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Jakarta, Senin (2/12/2024).

Luhut Binsar Pandjaitan saat menjadi Menko Marves bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di White House, Washington DC, AS, Selasa (17/11/2020). (ANTARA/HO White House AS)
Luhut juga menyoroti kemungkinan dibentuknya Kementerian Efisiensi AS atau Department of Government Efficiency (DOGE) yang nantinya bakal dinakhodai Elon Musk. Menurutnya, pembentukan kementerian itu kian mencerminkan tekad Trump untuk memangkas hal-hal yang tidak perlu dari pemerintahannya.
“Saya lihat menteri efisiensinya dia, si Elon Musk, yang saya kenal baik juga. Itu pasti mereka akan melakukan itu, dan dia akan cut budget (AS) sampai 2 triliun dolar AS. Artinya apa? Akan banyak efisiensi,” terangnya.
Untuk mengantisipasinya, Luhut mengatakan Indonesia perlu “bermain cantik” dengan AS. Sebab, Luhut menilai Trump sebagai pemimpin yang pragmatis, yang akan selalu bertindak dengan reaksi keras apabila terdapat kebijakan yang menyangkut kepentingan dirinya.
“Ini kan banyak dampak politik dari setiap kebijakan yang kita buat, karena Presiden Trump itu, saya paham mengenai dia, orang yang pragmatis. Dari cara yang menyangkut kepentingan dia, dia akan bereaksi dengan keras,” ujarnya.

Luhut dan Elon Musk berbincang di sela-sela KTT World Water Forum ke-10 di Bali International Convention Center (BICC), Bali, Senin (20/5/2024). Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr
Adapun Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, mengungkapkan bahwa memang terdapat berbagai risiko yang akan dihadapi perekonomian Indonesia saat Trump memimpin AS tahun depan.
Menurutnya, arah kebijakan Donald Trump yang menitikberatkan pada American First Policy bakal kembali mengetatkan kebijakan perdagangan serta memperpanjang perang dagang (trade war) dengan Tiongkok. Hal tersebut dikhawatirkan menekan perekonomian global hingga berdampak pada Indonesia.
"Pertama proteksionisme, ada probability akan dilakukannya lagi, kemudian trade war yang semakin keras dibandingkan dengan periode Joe Biden," kata Andry.
Selain perang dagang, Andry juga menyoroti potensi perlambatan kebijakan transisi energi di bawah kepemimpinan Trump. Menurutnya, kebijakan terkait perubahan iklim akan mendapatkan lebih sedikit dukungan, yang dapat memperlambat upaya transisi energi global.
Hal itu menjadi kekhawatiran besar bagi Indonesia yang sedang giat mempercepat transisi energi dengan bantuan internasional.