Obrolan Ketenagakerjaan di Medsos: Kebanyakan PHK dan Sulit Cari Kerja

Ilustrasi: Fakta.com/Putut Pramudiko
FAKTA.COM, Jakarta - Masalah ketenagakerjaan masih menjadi perbincangan hangat di media sosial. Terlebih, banyaknya berita pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga sulitnya mendapatkan kerja, mendapat perhatian serius netizen di Indonesia.
Riset yang dilakukan lembaga penelitian dan studi kebijakan ekonomi dan keuangan INDEF melaporkan, sebagian besar netizen memiliki sentimen negatif soal kondisi ketenagakerjaan di Indonesia.
Riset INDEF meneliti sebanyak 4.211.478 perbincangan netizen di media sosial tentang ketenagakerjaan dalam periode Juli-September 2024. Jutaan perbincangan tersebut, terdistribusi ke beberapa topik dengan rincian sebagai berikut.
Sebagian besar sentimen negatif disimbolkan dengan banyaknya perbincangan antarnetizen yang sedang mencari lowongan kerja dan menjaga semangat meski terkena PHK.
"Gambarannya ini jelas bahwa dari sosmed itu, tergambarkan bahwa sentimen negatif terkait penciptaan lapangan kerja itu terjadi,” kata Wakil Direktur INDEF, Eko Listiyanto, dalam diskusi publik bertajuk "Ambisi Pertumbuhan Ekonomi 8% Realistiskah?" secara daring, Senin (18/11/2024).
Analisis sentimen tersebut, sejalan dengan data melonjaknya angka PHK dalam beberapa waktu terakhir yang dirilis oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
Sampai dengan hari ini, angka tenaga kerja terkena PHK masih dalam tren peningkatannya. Sampai Oktober 2024, angkanya mencapai hampir menembus 64 ribu orang.
Menanggapi data PHK tersebut, Eko mengatakan bahwa kontraksi pada sektor manufaktur menjadi salah satu penyebabnya. Seperti diketahui, sudah empat bulan terakhir PMI Manufaktur di Indonesia berada dalam zona kontraktif.
“Karena manufaktur melambat, ya otomatis kan mereka lama-lama nggak bisa tuh, kalau pesenannya dikit, kemudian juga penjualannya sedikit atau menurun, bagaimana mungkin mereka akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja, yang ada justru malah mem-PHK,” pungkas Eko.














