Hipmi Usulkan Kewirausahaan Masuk Kurikulum Pendidikan, Ini Alasannya

Ketua BPP Hipmi Jaya, Akbar Buchari menyerahkan desain kurikulum kewirausahaan kepada Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno dalam D’futuro Futurist Summit 2024, Selasa (6/11/2024). (Dokumen Fakta.com/Muhammad Azka Syafrizal)
FAKTA.COM, Jakarta - Salah satu faktor yang mampu mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah pengusaha. Terlebih, Prabowo Subianto mencanangkan target yang ambisius, yakni angka pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua BPP Hipmi Jaya, Akbar Buchari dalam D’futuro Futurist Summit 2024, Selasa (6/11/2024).
Untuk itu, Akbar bilang, Hipmi tengah menyusun peta jalan kewirausahaan untuk mendorong lebih banyak lagi angka pengusaha di Indonesia. Sebab, menurutnya saat ini rasio pengusaha di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal, angka pengusaha perlu terus didorong untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
“Karena tantangan ke depan untuk menuju Indonesia Emas 2045, kita semua harus memenuhi beberapa variabel, salah satunya jumlah rasio pengusaha kita harus berada di 10%. Hari ini kita masih berada di 3,6%,” tutur Akbar.
Dari peta jalan kewirausahaan tersebut, Akbar mengatakan salah satu fondasi utamanya adalah sektor pendidikan. Atas dasar itu, Akbar mendorong pemerintah untuk memasukan kewirausahaan ke dalam kurikulum pendidikan.
Akbar menambahkan, saat ini sudah ada beberapa universitas yang mengimplementasikan kurikulum kewirausahaan, tetapi sayangnya belum dijadikan sebagai kurikulum wajib nasional.
“Untuk itu izinkan kami mendorong kurikulum kewirausahaan ini masuk ke dalam mata pelajaran dari usia dini,” ucap Akbar.
Dalam kesempatan itu, Akbar menyerahkan desain rancangan kurikulum kewirausahaan yang dimaksud kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno.
Dengan harapan, Indonesia bisa menghasilkan banyak pengusaha yang dibentuk melalui pendidikan kewirausahaan berjenjang.
Menanggapi hal tersebut, Pratikno mengatakan pihaknya akan mengkaji kembali rancangan kurikulum yang diberikan oleh Akbar di acara itu.
“Ini akan kami tindaklanjuti, nanti dengan Menteri Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah) dan Menteri Pendidikan Tinggi agar pendidikan kewirausahaan menjadi salah satu kurikulum penting dalam proses pembelajaran kita,” tuturnya.
Pratikno juga menyambut baik, inisiatif Hipmi dalam mendorong kewirausahaan di Indonesia. Sebab, ia juga menyadari bahwa akselerasi angka pengusaha ini nanti juga mampu membantu menyelesaikan persoalan ketenagakerjaan.