Fakta.com

Usung Propertinomic, REI Singgung Urgensi Kementerian Perumahan

Ketua Satgas Perumahan Prabowo, Hashim Djojohadikusumo dalam diskusi Propertinomic, Kamis (10/10/2024). (Dokumen Fakta.com/Muhammad Azka Syafrizal)

Ketua Satgas Perumahan Prabowo, Hashim Djojohadikusumo dalam diskusi Propertinomic, Kamis (10/10/2024). (Dokumen Fakta.com/Muhammad Azka Syafrizal)

Google News Image

FAKTA.COM, Jakarta – Penuh kelakar saat tuturkan dukungannya terhadap proyek perumahan Prabowo Subianto, Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI), Joko Suranto menyampaikan kode dan rayuan untuk pembentukan Kementerian Perumahan. Hal tersebut disampaikan kepada Ketua Satgas Perumahan Prabowo, Hashim Djojohadikusumo dalam sebuah diskusi, Kamis (10/10/2024).

Dalam kesempatan itu, Joko menyampaikan bahwa properti menjadi salah satu sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian, tetapi belum mendapatkan banyak perhatian dari pemerintah.

“Kita sampaikan propertinomic ini adalah bahasa kita untuk mendapatkan perhatian,” ujar Joko.

Menurut pemaparan Joko, sektor properti secara rata-rata berkontribusi sebesar 14%–16% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Di samping itu, industri yang terhubung dalam rantai pasok di sektor properti cukup besar, yakni sekitar 185 industri.

Atas catatan tersebut, Joko menyampaikan sektor properti menyerap 14–17 juta tenaga kerja.

Selain itu, Joko juga bilang bahwa menurut riset, injeksi anggaran sebesar US$3,5–US$7 miliar mampu memberikan pertumbuhan output perekonomian sebesar 0,25%–0,5%.

Meski begitu, Joko bilang sektor properti masih kurang mendapatkan perhatian. Pasalnya, kendati memberikan banyak kontribusi positif, proporsi anggarannya sangat kecil, yakni 0,6% APBN.

Atas alasan itu, Joko merumuskan konsep propertinomic yang salah satu pilarnya adalah kelembagaan. Dalam hal ini, menurut Joko penting untuk segera dibentuk Kementerian Perumahan.

“Keharusan adanya Kementerian Perumahan sebagai simbol keberpihakan,” kata Joko.

Sebagai tambahan informasi, Joko menyampaikan angka backlog (kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah) di Indonesia tidak bergeser dari 10% sejak tahun 2010. Joko bilang, hadirnya Kementerian Perumahan bisa menjadi problem solver dan breakthrough untuk persoalan perumahan di Indonesia.

“Kita ucapkan terima kasih kepada satgas perumahan karena Insya Allah ada Kementerian Perumahan,” pungkas Joko.

Seperti diketahui, melalui Satgas Perumahan, Hashim mengatakan akan ada proyek pembangunan tiga juta rumah tiap tahunnya pada masa kepemimpinan Prabowo Subianto kelak. Atas gagasan tersebut, ada wacana pemisahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) menjadi dua, yakni Kementerian PU dan Kementerian Perumahan.

Hashim mengatakan, perhatian kepada sektor properti tersebut dapat membantu pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, industri yang terintegrasi dengan sektor properti jumlahnya sangat besar, disampaikan sebelumnya oleh Joko Suranto sebesar 185 industri.

“Ini bisa membantu Prabowo dan Mas Gibran mencapai lebih dari 8%," ujar Hashim

Hashim mengatakan gagasan tersebut juga merupakan penyelesaian atas persoalan stunting dan kemiskinan. Menurut Hashim, penyebab stunting bukan karena gizi buruk saja, tetapi lingkungan yang buruk sehingga perlu pembangunan perumahan layak.

“Maka perumahan yang layak itu sangat penting,” pungkas Hashim.

Disebut Hashim, proyek pembangunan rumah tersebut, khusus di pedesaan mendapatkan arahan dari Prabowo untuk melibatkan pengusaha kecil, yakni UMKM dan Koperasi.

properti
kementerian perumahan
backlog perumahan
real estate indonesia
dpp rei