589 Artefak Koleksi Museum Nasional Indonesia Berhasil Diidentifikasi

Tim sedang mengidentifikasi artefak yang terdampak kebakaran museum. (Dokumentasi Kemdikbud)

FAKTA.COM, Jakarta – Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia (MNI) mengidentifikasi 589 koleksi dari 817 artefak yang terdampak kebakaran. Proses identifikasi itu dilakukan selama dua minggu.

“Hingga hari ini, proses evakuasi dan identifikasi terus berlanjut di ruang koleksi keramik, terakota, dan peradaban,” kata Pelaksana Tugas (Plt). Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB), Ahmad Mahendra, di Jakarta, dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Rabu (11/10/2023).

Menjelajah Taman Bumi dan Budaya di Museum Gunung Api Batur

Ahmad mengatakan MNI mendapatkan bantuan tenaga ahli dari Tim Balai Konservasi Borobudur dan Balai Pelestarian Kebudayan Wilayah VIII Provinsi Banten dan DKI Jakarta untuk menyisir koleksi-koleksi yang terdampak. Disebutkan juga ada koleksi artefak yang tertimpa dinding bangunan cagar budaya MNI yang runtuh akibat kebakaran.

“Saat ini, tim evakuasi masih menyisir koleksi,” kata dia.

Pihak museum akan menangani Ruang Budaya Indonesia setelah polisi selesai menyelidiki serta mengizinkan proses evakuasi dan identifikasi di sana. Ahmad mengatakan proses klasifikasi artefak yang terdampak kebakaran MNI dilakukan sejak 2 Oktober 2023.

“Kami menargetkan proses klasifikasi tingkat kerusakan atas setiap koleksi yang terdampak, dapat rampung paling cepat bulan ini,” kata dia.

Ahmad mengatakan klasifikasi akan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu koleksi yang terdampak ringan, sedang, dan berat. Setelah tahap penyelamatan koleksi dilakukan, tim itu akan memasuki tahap analisis, lalu rekomendasi restorasi yang sesuai untuk setiap koleksi.

Kebakaran Hutan di Sumsel Harus Jadi Prioritas Pj Gubernur

Karena proses ini memerlukan ketelitian dan membutuhkan waktu yang cukup panjang, lanjut dia, MNI ditutup untuk publik.

Pihak museum juga sedang merencanakan kegiatan agar publik masih tetap bisa mengakses koleksi peninggalan bersejarah di museum.

“Hal ini penting agar pemanfaatan pengetahuan dapat terus berjalan,” kata Ahmad.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//