China-ASEAN Percepat Negosiasi Laut China Selatan

Dokumen Sekretaris Kabinet RI

Text Sizesmallmediumlarge

Text Size

small

FAKTA.COM, Jakarta - Sengkarut perbatasan kedaulatan negara di Laut China Selatan turut menjadi pembahasan para petinggi negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN - Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Pemerintah Indonesia mendorong para pihak yang tengah bersengketa di Laut China Selatan untuk saling meningkatkan kepercayaan sekaligus  menghormati hukum internasional.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan, RRT dan para anggota ASEAN telah sepakat untuk mempercepat proses negosiasi kode tata perilaku atau code of product (CoC) kawasan laut seluas 3 juta kilometer persegi tersebut. "Para Pemimpin juga menyambut baik guidelines percepatan negosiasi CoC di Laut Cina Selatan," ujar dia kepada wartawan usai mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-RRT di Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Sekadar informasi, gejolak di Laut China Selatan kembali memanas setelah RRT menerbitkan peta baru pada 28 Agustus 2023 lalu. Sejumlah negara termasuk di Asia Tenggara tentu menolak klaim RRT lantaran menggangu wilayah kedaulatannya, misalnya India, Filipina, Malaysia, dan Vietnam.

Menurut Retno, kerja sama dan hubungan baik antara RRT dan ASEAN perlu dijaga mengingat banyaknya potensi yang dapat dikembangkan bersama. Oleh karena itu, masing-masing pihak perlu meningkatkan kepercayaan alias menjaga trust.

Ia mengatakan, "Hampir semua pemimpin juga mengatakan diperlukan adanya trust. Penting untuk menjaga trust dan penghormatan terhadap hukum internasional sebagai modal terciptanya perdamaian dan stabilitas kawasan."

Enam Dokumen Kesepakatan

Termasuk pembahasan soal sengketa Laut China Selatan, dalam pertemuan KTT ASEAN - RRT ini juga menghasilkan kesepakatan danm kerja sama lain yang totalnya tertuang dalam enam dokumen. Berikut rincian kesepakatan tersebut.

1.  ASEAN-China Joint Statement on Mutually Beneficial Cooperation on AOIP. Yakni, kesepakatan untuk mendorong kerja sama konkret implementasi AOIP, antara lain di bidang maritim, transisi energi, infrastruktur, smart cities, e-commerce, dan UMKM. 
2. ASEAN-China Joint Statement on Deepening Agricultural Cooperation. Berisi terkait kesepakatan kerja sama yang menjadikan pertanian sebagai new growth engine untuk membangun ketahanan pangan. 
3. ASEAN-China Action Plan on Green Agricultural Development. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan nilai kompetitif produk-produk pertanian ASEAN di tengah rantai pasok global. 
4. ASEAN-China Joint Initiative on Enhancing Cooperation on E-Commerce. Kesepakatan ini bertujuan untuk mendorong kerja sama e-commerce untuk memajukan pertumbuhan ekonomi inklusif dan mengurangi kesenjangan pembangunan kawasan.  
5. Guidelines for Accelerating the Early Conclusion of an Effective and Substantive Code of Conduct in the South China Sea. Dokumen yang bertujuan untuk mempercepat penyelesaian negosiasi CoC di Laut China Selatan dengan hasil yang efektif dan substantif.  
6. Joint Initiative on Advancing the China-ASEAN Science, Technology and Innovation Enhancing Program. Kesepakatan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama transfer teknologi dan riset bersama untuk isu-isu strategis seperti Industry 4.0, infrastruktur digital, dan energi bersih.            

Presiden Joko Widodo dalam pembukaan KTT ASEAN-China mengatakan, RRT memiliki posisi yang strategis bagi negara-negara ASEAN. Kerja sama yang telah terjalin lebih 20 tahun tersebut perlu terus dijaga dengan kepercayaan antar masing-masing negara.

"Tahun ini merupakan 20 tahun aksesi RRT terhadap Treaty of Amity and Cooperation. Kita perlu memaknai semua ini dengan merealisasikan kerja sama konkret yang saling menguntungkan, di mana hal tersebut hanya bisa dilakukan jika kita memiliki trust satu sama lain yang tentu saja harus dibangun dan dipelihara oleh semua pihak," kata Jokowi.