Fakta.com

Pertumbuhan Ekonomi Mendorong Kebutuhan Energi

Menkeu Sri Mulyani Indrawati. (Dokumen Kemenkeu)

Menkeu Sri Mulyani Indrawati. (Dokumen Kemenkeu)

FAKTA.COM, Jakarta - Ada fakta menarik saat Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati bicara dalam Sustainability Forum 2023 Gala Dinner di Jakarta, Kamis (7/9/2023). Sri Mulyani menyinggung pertumbuhan ekonomi yang dia kaitkan dengan emisi karbon.

Apa maksudnya? Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi yang terus bertumbuh, maka elastisitas permintaan energi akan jauh lebih tinggi.

"Setiap pertumbuhan ekonomi 5% akan menyebabkan kebutuhan energi juga bertambah besar," kata Sri Mulyani.

Dari pernyataan itu, Sri Mulyani menyampaikan, bagaimana pemerintah menyesuaikan pertumbuhan ekonomi tanpa memperburuk emisi karbon. Dari sini, dia pun menjabarkan soal energi terbarukan dan penghentian penggunaan batu bara.

"Kita harus lebih banyak investasi pada energi terbarukan. Ada juga usulan untuk mempercepat penghentian penggunaan batu bara lebih awal," ucap Menkeu.

Di sisi lain, berdasarkan hasil pembahasan di United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dalam COP26 di Glasgow, Indonesia diperkirakan akan mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) dalam pengurangan CO2 lebih dari 42% dengan kerja sama internasional. Untuk mencapai target itu, maka Indonesia membutuhkan US$280 miliar.

"Pembiayaan ini akan diperoleh dari APBN, penerbitan green sukuk, dan juga membuka kemitraan dengan blended finance," ujarnya.

Melihat hal itu, Sri Mulyani mengatakan, ketika berbicara mengenai keberlanjutan (sustainability) banyak negara selalu dihadapkan pada batu sandungan yang sangat penting yakni pembiayaan. Adapun dalam kesempatan tersebut, Menkeu juga berharap setiap forum internasional yang membahas tentang sustainabilitas agar memberikan hasil yang baik.

SDGs
pertumbuhan ekonomi
menteri keuangan sri mulyani
emisi karbon