APBN Masih Surplus, Penerimaan Pajak Terus Melambat

Ilustrasi. (Fakta.com/Putut Pramudiko)

FAKTA.COM, Jakarta - Tokoh di serial anime One Piece kembali jadi pilihan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam unggahannya di Instagram. Kali ini, bendahara negara tengah membahas kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Dalam unggahannya melalui akun @smindrawati, Senin (14/8/2023), Sri Mulyani mengangkat karakter Nakama Nami. Dia menganalogikan Nakama sebagai sosok yang mirip Menteri Keuangan karena punya karakter sebagai navigator andalan.

"Membaca arah angin dan perubahan awan, ombak bergulung dan badai yang datang, Untuk tidak tersesat di Grand Line, dan tetap fokus menuju tujuan," tulis Sri Mulyani dalam deskripsi unggahannya itu.

Menurut Sri Mulyani, apa yang dilakukan Nakama dalam serial One Piece sama seperti membaca arah perekonomian. Terutama mulai dari ancaman pandemi, inflasi, resesi, El Nino, artificial intelligence (AI), dan geopolitik.

Libur Lebaran dan Sekolah Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Dia pun memaparkan bagaimana APBN masih menjadi andalan dalam melindungi rakyat dan mendorong kemajuan. Sri Mulyani pun menjelaskan, "Pendapatan Negara akhir Juli mencapai 1614,8 triliunan Belanja Pemerintah Pusat 1020 Triliun - dimana 564,6 T (55%) langsung dinikmati rakyat untuk kesejahteraan."

Koreksi Menuju Normalisasi

Hingga Juli 2023, pendapatan negara mencapai Rp1.614,8 triliun. Catatan ini tumbuh 4,1% atau setara 65,6% terhadap APBN.

Tanpa Pinjaman Luar Negeri, Cadev Tumbuh Perlahan

Seperti sebelum-sebelumnya, sebagian besar pendapatan negara berasal dari penerimaan pajak. Pada periode ini nilainya mencapai Rp1.109,1 triliun atau tumbuh 7,8% dan setara 64,6% dari APBN.

Sri Mulyani mengakui, laju pertumbuhan penerimaan pajak mengalami normalisasi. "Karena harga komoditas mengalami normalisasi dan pertumbuhan ekonomi dunia melambat dan mempengaruhi kinerja ekspor," ujarnya.

Dia pun meyakini, pertumbuhan penerimaan pajak tak setinggi tahun lalu. Bahkan, dia berpesan agar waspada karena dari pertumbuhan secara bulanan justru negatif.

"Ini adalah koreksi untuk menuju normalisasi," kata Sri Mulyani menambahkan.

Meski begitu, Sri Mulyani pun tetap bersyukur karena APBN masih surplus Rp153,5 triliun atau 0,72% dari produk domestik bruto (PBD) nasional. Selain itu, keseimbangan primer juga surplus Rp394,5 triliun.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//