Fakta.com
    !
FOCUS
FOCUS
Fakta.com
Politik
Politik
Update
Update
Hukum
Hukum
Daerah
Daerah
Ekonomi
Ekonomi
Pangea
Pangea
Teknologi
Teknologi
Humaniora
Humaniora
Memoar
Memoar
Data
Data
Infografik
Infografik
Tematik
Tematik
Program
Program
Survey
Survey
Flash Video
Chicken Skin
Paradox
Roots
Ytta
Spotlight
  • ●

    Tentang Kami
  • ●

    Redaksi
  • ●

    Pedoman Media Siber
  • ●

    Kode Etik Jurnalistik
  • ●

    Terms of Service
  • ●

    Disclaimer
  • ●

    Kerjasama
  • ●

    Bergabung di Fakta?
Fakta
Politik
Politik
Update
Update
Hukum
Hukum
Daerah
Daerah
Ekonomi
Ekonomi
Pangea
Pangea
Teknologi
Teknologi
Humaniora
Humaniora
Memoar
Memoar
Data
Data
Infografik
Infografik
Tematik
Tematik
Program
Program
Survey
Survey
Flash Video
Chicken Skin
Paradox
Roots
Ytta
Spotlight
  • ●

    Tentang Kami
  • ●

    Redaksi
  • ●

    Pedoman Media Siber
  • ●

    Kode Etik Jurnalistik
  • ●

    Terms of Service
  • ●

    Disclaimer
  • ●

    Kerjasama
  • ●

    Bergabung di Fakta?
Interactive
Games
Video
Log In
ads
ads

Menanti Penurunan Bunga Acuan, Kapan Bakal Kejadian?

Ilustrasi BI Rate. (Dokumen Fakta.com/Putut Pramudiko)

Ilustrasi BI Rate. (Dokumen Fakta.com/Putut Pramudiko)

Google News Image

FAKTA.COM, Jakarta - Pelaku pasar tengah menanti penurunan BI Rate. Apakah akan terjadi pada bulan ini?

Menurut Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, Bank Indonesia (BI) masih akan mempertahankan BI Rate di level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur Agustus 2024.

"BI masih akan mempertimbangkan ketidakpastian global, terutama terkait kondisi geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan melambat," ujar Josua kepada Fakta.com, Selasa (20/8/2024).

Ada Ruang Penurunan BI Rate, Bunga Kredit Bisa Ikut Turun?

Josua menjelaskan, sebenarnya ruang untuk penurunan BI Rate terbuka lebar. Namun ketidakpastian global terkait ketegangan geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global masih mengkhawatirkan, sehingga menimbulkan risiko bagi pergerakan Rupiah meskipun kondisi ekonomi domestik Indonesia cukup kuat.

Josua juga menilai, perlambatan ekonomi global ini dapat memberikan tekanan pada sektor eksternal Indonesia, sehingga meningkatkan risiko pelebaran defisit neraca transaksi berjalan di tengah tren ekspansi defisit fiskal.

"Oleh sebab itu, kami memperkirakan bahwa BI tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan penurunan suku bunga," tutur Josua.

Secara historikal, BI Rate terus menanjak sejak 23 Agustus 2022. Saat itu, BI Rate naik menjadi 3,75% dari sebelumnya 3,5% yang bertahan sejak 18 Februari 2021-21 Juli 2022.

Setelah itu, kenaikan BI Rate tak terbendung. Bahkan, dalam tiga bulan terakhir angkanya berada di level 6,25%.

Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyebut, keputusan mempertahankan atau menaikkan BI Rate konsisten dengan kebijakan moneter yang pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.

Nah, jika melihat tingkat inflasi saja, sebenarnya ruang penurunan BI Rate cukup terbuka lebar.

Per Juli 2024, tingkat inflasi semakin rendah atau berada di level 2,13%. Angka itu sudah berada dalam kisaran target pemerintah.

Bahkan, tren inflasi sudah menurun sejak Maret 2024 dari level 3,05%.

Di sisi lain, Josua menambahkan, BI diperkirakan akan mulai menurunkan BI Rate setelah the Fed secara definitif menurunkan Federal Funds Rate (FFR). "Jika tekanan eksternal mulai mereda, kami melihat adanya ruang yang cukup bagi BI untuk melakukan penurunan suku bunga," katanya.

BI Rate Belum Turun, Ekonomi Bisa Lesu

Selain mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneternya, Josua bilang, BI diperkirakan akan mempertimbangkan penerapan exit strategy dari kebijakan SRBI dalam jangka pendek.

Ruang untuk pemangkasan BI-Rate semakin terbuka di paruh kedua tahun 2024 jika kondisi eksternal terus membaik dan mendukung sentimen risk-on, sehingga dapat mendukung terjaganya stabilitas nilai tukar Rupiah.

Adapun, kata Josua, jika semua kondisi terbukti mendukung, ada kemungkinan BI akan mengalihkan fokus kebijakan moneternya dari stabilitas ke pertumbuhan.

Bagikan:
fakta.combi ratedatasuku bunga acuaninflasibank indonesia
ADS

Update News

  1. Home
  2. data
  3. Menanti Penurunan Bunga Acuan,...

Trending