Kebakaran Hutan dan Lahan Mulai Landa Kalteng, BNPB: Ada 38 Kejadian

Ilustrasi - Api membakar lahan di Desa Teluk Kecapi, Pemulutan, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Senin (9/10/2023). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
FAKTA.COM, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai menerpa berbagai wilayah di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun mendorong pemerintah daerah meningkatkan kesiapsiagaan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, dua kejadian karhutla masing-masing seluas 0,5 hektare di Kabupaten Lamandau dan 1 hektare di Kabupaten Kotawaringin Barat telah berhasil dipadamkan petugas BPBD setempat, Sabtu (3/5/2025).
“Pemadaman telah dilakukan sejak awal kemunculan titik api dan saat ini kedua lokasi telah dinyatakan padam,” ujarnya, Senin (5/52025).
Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat, 38 kejadian karhutla terjadi di seluruh wilayah Kalimantan Tengah pada medio Januari hingga 4 Mei 2025, dengan sebaran 180 titik panas dan total luas lahan terdampak mencapai 25,46 hektare.
Kabupaten Sukamara tercatat sebagai wilayah dengan luas lahan terbakar terbesar, yakni 6,90 hektare, disusul Kabupaten Barito Utara dengan 4,01 hektare.
Menurut Abdul, penyebab kejadian masih dalam proses penyelidikan oleh aparat penegak hukum di masing-masing wilayah.
Menanggapi tren karhutla yang terus berulang, BNPB mengingatkan pemerintah daerah menyiagakan peralatan pemadaman, kendaraan operasional, personel, serta anggaran cadangan untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.
Langkah kesiapsiagaan harus terus diperkuat terutama di enam provinsi prioritas rawan karhutla yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau.
"Serta satu provinsi dengan penanganan khusus, yakni Kalimantan Timur,” kata Abdul, seraya mengingatkan supaya masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar dan diharapkan aktif melaporkan jika menemukan titik api di wilayahnya masing-masing. (ANT)