Libur Lebaran, Volume Sampah di Destinasi Wisata Pangandaran Naik 300 Persen

Sejumlah petugas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan masyarakat memungut sampah saat gerakan bersih pantai di pesisir Pantai Barat, Kabupaten Pangandaran. (ANTARA/Adeng Bustomi)
FAKTA.COM, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Pangandaran menurunkan aparatur sipil negara (ASN) dan relawan untuk membersihkan sampah di destinasi wisata setelah Lebaran 2025.
Pada momentum libur Lebaran, sampah di destinasi wisata Kabupaten Pangandaran melonjak tiga kali lipat pada momentum libur Lebaran dibandingkan hari libur biasanya.
"Liburannya belum selesai walaupun masih beberapa hari lagi, tapi karena kita (pegawai pemerintahan) sudah masuk kerja, ayo kita bareng-bareng, saya tugaskan seluruh SKPD untuk turun ke destinasi wisata, untuk membersihkan sampah," kata Bupati Pangandaran Citra Pitriyami, Selasa (8/4/2025).
Dia menuturkan, musim libur Lebaran 1446 Hijriah/2025 Masehi telah menimbulkan banyak sampah termasuk limbah hotel di seluruh destinasi wisata di Kabupaten Pangandaran.
Produksi sampah di kawasan wisata, kata dia, meningkat 300 persen atau 30 ton lebih dibandingkan dengan hari libur biasanya di daerah wisata yang hanya di kisaran 11 ton sampah.
Jumlah sampah 30 ton itu belum ditambah dengan produksi sampah bukan sektor pariwisata seperti perhotelan, restoran, dan perumahan yang angkanya bisa lebih banyak lagi.
"Kalau daerah wisata hari-hari biasa di daerah wisata itu hanya 11 tonan, kemarin itu H+1, H+2, H+3 itu numpuk sampah, itu hampir 32 ton, jadi memang itu semua total destinasi wisata berarti kita naik hampir 300 persen," kata Citra.
Sampah di kawasan wisata itu, kata dia, sempat menumpuk karena tidak bisa diangkut akibat kendaraan truk sampah yang tidak bisa masuk ke kawasan destinasi wisata.
Kondisi saat itu, kata dia, arus kendaraan bermotor wisatawan cukup ramai datang ke destinasi wisata yang ada di Pangandaran saat libur Lebaran, sehingga terjadi kepadatan kendaraan di jalan utama.
"Jadi, di saat memang posisi kita padat, mobil (truk sampah) tidak bisa masuk, sampahnya numpuk begitu banyak, itu yang menyebabkan kemarin sampah tidak terangkut," katanya.
Dia menyampaikan, kendala lainnya yang menjadi perhatian Pemkab Pangandaran terkait jumlah kendaraan truk sampah yang belum memadai hanya 12 unit. Itu juga sebagian kondisinya sudah sering mogok, bahkan tidak bisa beroperasi karena faktor usia.
Persoalan lainnya, kata dia, terkait jumlah petugas kebersihan sampah yang perlu ditambah, terutama saat momentum terjadinya peningkatan kunjungan wisatawan ke Pangandaran agar sampah bisa secepatnya teratasi.
"Ke depan acara-acara liburan tentu harus ditambah semuanya, armada ditambah, pegawai ditambah, sekarang itu cuma 12 mobil, itu pun kondisinya teman-teman (wartawan) tahu sendiri," katanya.
Dia berharap selain rencana ada penambahan armada dan petugas kebersihan, juga adanya kesadaran masyarakat maupun pelaku usaha di kawasan wisata untuk membersihkan sampahnya masing-masing agar tidak berceceran.
Meski pedagang maupun masyarakat sudah bayar retribusi sampah, kata dia, bukan berarti tidak peduli terhadap kebersihan sampah di lingkungan sekitarnya.
Sebab, dalam kondisi seperti ini semua pihak harus bekerja sama menjaga kebersihan untuk kenyamanan pengunjung maupun berwirausaha.
"Seluruh pedagang kaki lima diminta untuk membawa sampah pulang, dibuang ke tempat yang kami sediakan, urusan sampah itu yang menjadi target kami," katanya. (ANT)